Lusy Novarianti

Lusy Novarianti, lahir di Bandung, 23 November 1969. Selepas SMA melanjutkan kuliah di IKIP Bandung jurusan Pendidikan Fisika, program Diploma 3. Pada tahun 199...

Selengkapnya
Navigasi Web

CINTA KITA ( Bagian ke-9)

#TantanganGurusiana

Hari ke-77

CINTA KITA ( Bagian ke-9)

Hari itu, Fahri sedang bersiap- siap menutup warung. Tiba- tiba terdengar teleponnya berdering. Tiara. Diangkatnya

" Kak Fahri, Papa jatuh dari tangga. Sekarang koma.. Kakak datanglah.. ", terdengar isak tangis Tiara di seberang.

" Tenanglah, Tiara. Iya..Kakak akan segera datang. Di Rumah sakit mana? ", tanya Fahri lembut.

Tiara menyebutkan nama salah satu Rumah Sakit yang terkenal di kotanya.

Usai mandi Fahri segera bergegas ke rumah sakit tempat ayah Tiara dirawat.

Tiba di ruang ICU, dilihatnya, suasana muram. Tiara menangis dipelukan Ibunya yang juga menangis. Sementara Dandy tampak tertunduk di samping ayah Tiara, yang tampak ditutupi kain putih.

Fahri terkejut. Baru dua hari yang lalu ayah Tiara tampak sangat bahagia di pesta ulangbtahun putri tunggalnya itu. Saat itu dia tampak sehat dan bugar.

Kini, dia terbujur kaku di tengah- tengah isak tangis keluarganya. Dia meninggalkan istri dan anak gadisnya tercinta. Pupus sudah cita- citanya untuk hadir di pernikahan anak tunggalnya itu.

Selama ini dia ingin menyerahkan Tiara kepada orang yang tepat sambil membisikkan harapannya agar pilihan buah hatinya itu tetap mencintai hingga akhir hayat.

Namun kini keinginan itu tidak pernah terwujud. Dia harus rela meninggalkan istri dan anaknya.

Saat melihat Fahri datang Tiara menghampiri pemuda itu.

" Maafkan Papa ya Kak", suara Tiara tersendat.

Fahri mengangguk, hatinya terasa pedih. Tiara pasti sangat sedih seperti dirinya dulu saat ayahnya meninggal.

Rasanya seperti separuh jiwa ini pergi. Namun semua manusia pasti akan mengalami kematian, hanya saja waktunya berbeda - beda.

Fahri menghela nafas panjang, saat Tiara menggenggam erat tangannya, menahan rasa sesak di dadanya.

Setelah acara pemakaman selesai, Fahri meminta ijin untuk pulang dulu. Dia berjanji akan kembali malam nanti dalam acara membacakan tahlil.

Dari malam pertama hingga malam ketujuh, Fahri selalu datang membacakan tahlil dan doa- doa untuk almarhum demikian juga di tengah doanya, Fahri selalu mendoakan agar Tiara dan ibunya tabah dan ikhlas menjalani hidup tanpa sosok suami dan ayah.

Setiap sore, Fahri selalu datang menemani Tiara hingga malam menjelang. Tak bosan- bosannya, Fahri memberikan kekuatan mental kepada Tiara.

Kehilangan ayah bukan berarti kehilangan kehidupan walaupun sangat berat, namun kita harus kuat menjalaninya. Seiring dengan berjalannya waktu, maka rasa sakit itu akan berkurang. Melupakan keawdihan bukan berarti melupakan orang yang telah membesarkan kita. Dia sangat bersyukur atas doa- doa yang kita panjatkan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post