DIGITAL SHOW DIMASH KUDAIBERGEN (Bagian Kedua)
#TantanganGurusiana
Remedi
Hari ke-124
DIGITAL SHOW DIMASH KUDAIBERGEN (Bagian Kedua)
Pada penampilan berikutnya Dimash menyanyikan lagu Maxabbat Ber Magan (Give me Love} sebuah lagu berbehasa Kazakhstan. "Berikan aku cinta wahai taqdir, yang selama ini tak kurasakan sbelumnya, semoga kudapatkan sampai selamanya". Lagu ini merupakan ciptaan Aigul Baginova, seorang pencipta lagu dari negara itu. Dimash menyanyikan dengan penuh perasaan, sehingga para penonton on line, tetap dapat merasakannya, hanyut terbawa suasana.
Dalam hal menyanyikan sebuah lagu, Dimash mengatakan bahwa dia akan memberikan lebih banyak perasaan pada lagu yang dinyanyikannya. Dimash mengharapkan, lagu yang dinyanyikannya dari hati, akan sampai kepada hati para penggemarnya.
Ada satu hal yang berbeda pada Dimash. Dia menyebutkan para penggemarnya sebagai Dears, yaitu merupakan bagian dari keluarga, dan dekat di hati. Bahkan dalam beberapa kesempatan, baik saat berada di panggung, atau saat diwawancarai, Dimash tak pernah lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada penggemarnya itu.
Lagu ke delapan yang dinyanyikan Dimash pada digital shownya kali ini adalah Karagym Ay, sebuah lagu berbahasa Kazakhstan yang menyentuh jiwa. Lagu ini dipersembahkan oleh seorang ayah untuk anak gadisnya yang akan memasuki dunia pernikahan, tetapi sang ayah itu tidak sempat melihat putrinya berada di pelaminan,
Dimash kembali berganti kostum, dan DQ Band dengan jajarannya tetap memberikan hiburan kepada para penonton. Duasana meriah dengan penampilan para backing vocal yang juga merupakan penyanyi dengan kualitas yang tidak perlu diragukan lagi.
Lagu berikutnya yang Dimash bawakan sebuah lagu berbahasa Kazakhstan kembali yang diciptakan seorang pujangga besar Kazakhstan yang sering keluar masuk penjara pada masa penjajahan Rusia, di mana beliau membuat syair lagu ini dalam keadaan bersedih, karena disangkanya Zulayka istrinya telah menikah lagi. Padahal sampai akhir hayatnya Zulayka tetap sendiri. Sebelum menyanyikan lagu ini, Dimash memperlihatkan kemampuannya dalam memainkan dombra, yaitu alat musik petik yang berasal dari Kazakhstan.
Setelah menyanyikan lagu yang penuh kesedihan, Dimash menghentakkan panggung dengan menyanyikan lagu yang juga berbahasa Kazakhstan, yaitu Dudaraz. Sebuah lagu tentang perjuangan dalam merebut kemerdekaan.
Lagu berikutnya, masih dalam bahas Kazakhstan, yakni, Samaltau, yang menceritakan perjuangan para pemuda Kazkh yang dipaksa berperang demi Rusia. mereka dikumpulkan di gunung Samal, meninggalkan ayah ibu mereka yang sudah tua, dan entah akan bertemu kembali atau tidak. Gunung Samal, dengarkanlah jeritanku
Setelah lagu yang membuat hati berdebar dan tegang, kini Dimash kembali menyanyikan lagu berbahasa Kazakhstan. Pada lagu ini, Dimash memperlihatkan kemampuannya menyanyikan lagu rap. Lagu Kiele Meken yang ngebeat, diiringi para penari latar yang mengingatkan kita pada negara Mesir dan piramidanya. Sangat menarik dan membuat tubuh kita ikut sedikit bergoyang.
Masih lagu berbashasa Kazakhstan. Kali ini Dimash menyanyikan lagu Qairan Elim, Tanah Suciku. Bercerita tentang kesedihan akibat wabah yang kini sedang melanda dunia. Karenanya, bumi kita sedang sakit dan menangis. Pada lagu ini, ditonjolkanlah permainan Qobys yaitu sebuah alat musik gesek khas kazakhstan.
Lagu berikutnya juga masih berbahasa Kazakhstan, Umitilmas Kun (Unfogettable Day). hari yang tak dapat dilupakan. Di sini kita kembali mendengar suara yang lembut dan indah, menenengkan hati. Lagu ini adalah ciptaan Dimash bersama sang Ayah Kanat Aitbaev.
Setelah syahdu mendayu- dayu, Dimash menyanyikan lagu berbahasa Inggris yakni Screaming... " I am screaming oh...oh..oh..oh... Why can't you hear me?. Lagu ini sering digunakan saat performen hendak berakhir. Ada rasa sedih, karena penampilan Dimash yang memukau dan mempermainkan rasa , akan segera berakhir. Namun masih terbawa oleh hentakan -hentakan lagu screaming ini. Dan sekali lagi Dimash melakukan Rap. sangat mengasyikkan, dan sayang jika akan berakhir.
Dan memang penampilan Dimash sudah usai, namun masih ada sebuah lagu Tambahan, tampak seperti rekaman yang dilakukan terpisah dengan Digital Show nya. Lagu Be Wit Me, sebuah lagu berbahasa Inggris-Kazakh membawa kita ke era 60 an dimana banyak musik- musik Broadway. Di sini Dimash memperlihatkan suara rendahnya yang sudah semakin gelap, dan sura tinggi melengking namun tidak pecah. Ditambah dengan rap kembali. tampilannya mengasyikan juga memukau.
Usai sudah Digital show Dimash yang pertama ini. Semoga masa pendemi ini segera berakhir agar Dimash dapat kembali mengadakah konser dan berinteraksi dengan Dears nya seperti biasanya.
Dimash penyanyi yang memiliki rentang suara yang luar biasa, namun rendah hati dan penyayang, Dimash sosok anak muda yang antas dijadikan role model. Cintanya keppada bangsa dan tanah airnya tidak bisa diragukan. Cita-citanya adalah mengenalkan Kazakhstan melalui bernyanyi, kini sudah tercapai. Di dunia barat dan Europa selain Rusia dan China, lagu Kazakhstan dinyanyikan. Orang-orang berbondong- bondong belajar bahasa Rusia dan Kazakh, semntara orang rusia dan Kazakh belajar bahasa Inggris, agar mereka dapat berkomunikasi, agar dunia tidak ada lagi perang...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar