Luthviyanti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Kasih yang Tak Pernah Usai

Kasih Ibu kepada beta

Tak terhingga sepanjang masa

Hanya memberi tak harap kembali

Bagai sang surya menyinari dunia

Lagu dengan judul “Kasih Ibu” ciptaan SM Mochtar tersebut sangat menggambarkan bagaimana kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Setiap ibu pasti menyayangi anak-anaknya sampai kapanpun dengan tulus dan ikhlas tanpa mengharapkan apapun dari anaknya. Seperti matahari yang selalu bersinar, tak pernah lelah, tak pernah berhenti walaupun sesaat, meski kadang tertutup awan.

Cara seorang ibu dalam menyayangi anaknya berbeda-beda, ada yang tegas, pemarah, cerewet, memanjakan atau menuruti semua keinginan anak, dan berbagai cara lainnya. Tapi, satu yang pasti sama, cara mereka tersebut adalah bentuk kasih sayang terhadap anaknya, meski cara tersebut nantinya akan memengaruhi karakter sang anak ketika beranjak dewasa.

Ketika masih kecil, saya sering berpikir kalau ibu tidak menyayangi saya karena sering dimarahi saat melakukan kesalahan bahkan sampai dicubit. Beranjak remaja saya selalu mempertanyakan kenapa saya tidak dibolehkan oleh ibu keluar rumah pada malam hari meski hanya untuk bermain dengan teman sedangkan teman-teman saya dibebaskan oleh orang tuanya. Ibu juga melarang jajan sembarangan dan lebih memilih membuatkan kami anak-anaknya makanan tradisional sebagai kudapan, tak jarang saya merasa ngiler setiap melihat teman jajan. Saat ini setelah menjadi seorang ibu saya menjadi sangat mengerti kenapa ibu bersikap seperti itu. Semua yang dilakukan oleh ibu adalah demi anaknya dan merupakan bentuk kasih sayangnya yang tak terhingga. Ibu, juga orang yang paling khawatir ketika anaknya sakit, beliau bahkan rela tidak tidur demi menjaga anaknya.

Pada tanggal 4 Desember 2021 telah terjadi erupsi Gunung Semeru yang menjadi berita duka bagi seluruh Bangsa Indonesia. Di balik bencana tersebut ada beberapa kisah haru tentang perjuangan dan pengorbanan seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya. Ada seorang ibu yang membawa anaknya menggunakan jas hujan ketika menembus abu vulkanik, ia rela wajahnya dipenuhi abu vulkanik yang berbahaya demi keselamatan anaknya. Lalu, ada juga seorang ibu yang tetap mendekap erat bayinya saat erupsi Gunung Semeru, sayangnya mereka tidak selamat, petugas menemukan sang ibu sedang menggendong bayinya di balik timbunan lahar. Terakhir, ada kisah seorang anak yang bernama Rumini yang tidak melarikan diri dan memilih tinggal bersama ibunya saat erupsi Gunung Semeru, mereka juga tidak selamat dan ditemukan berpelukan di dapur rumah, dapat dibayangkan betapa besar kasih sayang ibunya Rumini sehingga anaknya rela mengorbankan nyawa demi ibunya.

Di lain sisi masih sering kita dengar ada banyak anak yang menitipkan ibunya ke panti jompo, menggugat ibunya perihal harta, dan tega menyakiti ibunya karena keinginannya tidak dipenuhi. Sangat miris, anak-anak tersebut seolah tidak peduli bagaimana perjuangan sang ibu membesarkan dan merawat mereka semenjak kecil. Sementara sang ibu hanya bisa pasrah terhadap perlakuan anaknya. Begitulah ibu, kasih sayangnya tidak akan pernah usai terhadap anaknya, bahkan setelah anaknya berkeluarga ibu masih sering mengkhawatirkan kehidupan mereka. Nama anaknya akan selalu disebut disetiap untaian doa yang beliau lantunkan. Sudah menjadi kewajiban seorang anak untuk berbakti kepada orang tua, terutama ibu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post