KUTINGGALKAN KAMPUNG HALAMAN

Pagi itu sangat dingin, aku melangkah menelusuri kampung halaman. Berjalan dan terus berjalan tanpa ada yang menemani. Setapak demi setapak langkahku terus maju, berharap impianku menjadi suatu kenyataan. Saat itu aku mulai berfikir aku harus meninggalkan kampungku untuk menuntut ilmu setinggi awan disana. Akhirnya aku berpamit pada bundaku untuk menuju kota yang aku sendiri belum pernah datang kesana.

Kukemas bekal seadanya, aku menunggu bus disudut kotaku. Datanglah juga yang aku tunggu, lalu aku naik ke dalam bus dalam hatiku berkata ”aku harus bisa”. Sepanjang jalan, aku tak malu bertanya pada orang-orang dijalan. Kota yang ku tuju harus tiga kali berganti bus. Tentunya aku harus bertanya tiga kali pada orang dijalan.

Sampailah aku dikota yang aku tuju, langsung aku daftar kuliah di suatu perguruan tinggi. Selesai daftar aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Aku duduk sejenak, sambil menatap mahasiswa baru berlalu lalang disana. Hari semakin sore, tak mungkin aku kembali ke kampung karena sangat jauh. Pikiran menjadi gundah, tak tahu apa yang harus aku lakukan.

Tak aku sangka datanglah seorang wanita mendekatiku dan menyapaku “dari mana mbak?”, aku jawab “dari wonosobo”. Wanita itu melanjutkan pembicaraan, “sama mbak, saya dari wonosobo”. Hatiku jadi tenang dan senang. Kemudian kami bersama- sama mencari tempat kost, karena hari itu sudah hampir malam. Kami berdua sangat senang dan bahagia bertemu dirantau orang.