Berdasarkan data kinerja APBN 2023/2024 jumlah siswa penerima KIP (Kartu Indonesia Pintar) sebanyak 1,4 juta anak. Berarti secara keseluruhan jumlah siswa di Indonesia lebih dari itu, karena tidak semua siswa menerima KIP, alias mereka yang berasal dari keluarga mampu, baik dari keluarga sejahtera maupun dari keluarga kelas menengah.

Lalu apa yang bisa diambil dari data tersebut?

Jika dikaitkan dengan visi Indonesia 2045, yang diwujudkan dengan jargon Indonesia emas 2045, yaitu menjadikan Indonesia sebagai negara yang maju dan unggul dalam persaingan antarnegara di dunia, maka jumlah siswa sebanyak itu adalah salah satu modal dasarnya.

Pada modal dasar itulah harapan kita ke depannya, dan ini menjadi tantangan besar bagi dunia pendidikan untuk mewujudkannya. Sudah menjadi pemahaman umum bahkan universal bahwa untuk meningkatkan kualitas penduduk yang paling utama adalah dengan memberikan pendidikan.

2045 tinggal (masih?) duapuluh tahun lagi. Saat itu usia kemerdekaan Indonesia tepat 100 tahun. Sebab itulah dicanangkan jargon Indonesia Emas, semacam program jangka panjang tujuan pembangunan nasional.

Jika dirunut ke belakang, program itu sudah dicangkan sejak sebelum era presiden Joko Widodo, yang berarti sudah lebih dari sepuluh tahun lalu. Dan, sepuluh tahun itu bukan waktu yang singkat sebagai jangka waktu sebuah program, sepertiga dari rentang waktu jangka panjang pembangunan, yang umumnya antara 25 sampai 30 tahun.

Pertanyaan berikutnya mungkin sedikit membuat kita pesimis, jika berkaca pada kondisi saat ini. Pertanyaannya adalah, "Apa capaian besar yang telah terwujud sepanjang sepuluh tahun ini?"

Kita lanjutkan di tulisan berikutnya....