MA'ARIF SETYO NUGROHO

Nama kecilnya Nu atau Enu, dilahirkan dan dibesarkan di tempat yang berbeda. Sumpiuh di kabupaten Banyumas dan Bobotsari di Kabupaten Purbalingga dari leluhur y...

Selengkapnya
Navigasi Web
April Mop, Lelucon yang Hilang Pamor
Kalenderku, pemberian TPQ anakku (Dok. Pribadi)

April Mop, Lelucon yang Hilang Pamor

Pembaca yang Budiman, jika Anda seusia atau lebih senior dari saya pasti tahu apa itu April Mop. Kalau sedikit lebih muda dari saya dalam rentang sampai 10 tahunpun saya kira masih ada, dan banyak, yang tahu. Lebih tepatnya mungkin ingat, bukan tahu, dan juga bukan kedelai jamuran.

Kalau tidak salah lelucon ala orang Eropa ini asalnya dari Perancis, dan kemudian mendunia. Leluconnya dulu terhitung sangat ekstreem, dan dibuat dengan sangat serius. Bahkan korbannya bisa sampai jantungan karena kejutannya sungguh-sungguh, meski endingnya main-main.

Sepertinya sejak menjamurnya acara Candid Camera di televisi, waktu itu sekitar dekade 90an sampai 2000an awal, lelucon yang awalnya serius tapi berakhir lucu sudah menjadi makanan sehari-hari. Tak hanya di Bulan April ada acara pengejutan teman dengan hal-hal serius yang berakhir lucu.

Akibatnya, pamor lelucon April sudah tak lucu lagi. Konsepnya sudah basi, kalah oleh lelucon sehari-hari yang kemudian diberi nama Prank. Jadi, kalau misalnya saya sekarang bikin lelucon yang khusus dalam rangka April Mop, maka lucinya bukan pada materinya, tapi pada idenya, "hari gini, kok, ngapril Mop, kunoo..." mungkin begitu komentar para millenial.

Tapi, bagi saya sekarang ini yang namanya lelucon, apapun sebutannya, semakin hari semakin berkurang kadar lucunya. Kelucuan yang sekarang terjadi justru banyak sekali yang sebenarnya bukan lelucon, tapi kelucuan yang serius. Dan, lucunya itu sangat wagu, karena niatnya bukan melucu.

Apalagi kalau yang berperan itu orang-orang yang sebenarnya sangat serius menjalani peran dan fungsinya, tetapi tak memiliki kapasitas sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan untuk fungsi dan perannya, namun tetap memaksakan apa yang sebenarnya tidak selaras seolah sebagai sesuatu yang selaras dan sangat bagus.

Jika sudah begitu, kelucuan itu kemudian biasanya malah jadi menyebalkan, tak membuat kita tertawa gembira atau senang melihat kelucuannya. Justru malah jadi prihatin dan tak habis pikir dengan keadaan yang dibuatnya ketika kita tak mampu untuk menyadarkannya.

Anda paham maksud saya?

Luar biasa, berarti kita sefrekuensi, hanya modulasi yang membedakan kita. Dan manusia seusia kita memang sudah waktunya mengurangì tawa, ingat bahwa setiap beberapa detik Sang Pencabut Nyawa selalu menengok kita, siap sedia untuk menjemput.

Jadi, marilah kita selalu Eling dan Waspada, Eling marang sangkan Paraning Dumadi. Aja gampang kapilut godhaning dunya. Nasibing jalma tan bisa kanyana.

Wallahu'alam.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya Mas gagah. Sukses selalu

01 Apr
Balas

Terima kasih sanjungan mautnya Mas Bagus. Semoga berkah senantiasa

01 Apr

Mantap ulasan nya

01 Apr
Balas

Terima kasih Bu Risma, pengin seperti karya Ibu, selalu istimewa

01 Apr

Mantap ulasannya, Bapak. Sekarang justru yang bikin sebel, sakit hati dianggap lucu. Pergseran makna kah? Entahlah... Salam sehat, Bapak.

01 Apr
Balas

Wa'alaikasalam Bu Cicik. Pergeseran Budaya dan Nilai/norma mungkin lebih tepat, Bu,

09 Apr

Keren ulasannya pak

01 Apr
Balas

Alhamdulillah, jazakallah, Pak.

01 Apr

ILAL Liqoq pak

01 Apr

Alhamdulillah, jazakallah, Pak.

01 Apr



search

New Post