MA'ARIF SETYO NUGROHO

Nama kecilnya Nu atau Enu, dilahirkan dan dibesarkan di tempat yang berbeda. Sumpiuh di kabupaten Banyumas dan Bobotsari di Kabupaten Purbalingga dari leluhur y...

Selengkapnya
Navigasi Web

Berdiri di Dua Kaki

Standar ganda, adalah istilah yang populer untuk menyebut sikap seseorang, organisasi, atau lembaga dengan berbagai bentuknya, yang tidak konsisten pada prinsip-prinsip yang berkaitan dengan pilihan atau opsi di mana pilihan dan opsinya saling berlawanan atau bertentangan. Bermain di dua kaki adalah istilah lain untuk maksud yang sejenis dengan itu.

Saat ini, di lingkup pergaulan internasional sedang terjadi pertentangan hebat antar negara di dunia terkait dengan peristiwa perang antara Israhel dengan Palestinna (penulisannya sengaja begitu agar lolos jika dimuat di jejaring internet). Demonstrasi besar-besaran di berbagai kota besar di dunia merebak sejak negeri Zi0nis memborbardir kota Gaz4 yang menewaskan ratusan, bahkan ribuan korban warga sipil tak berdosa, bahkan para wanita, orang tua, dan anak-anak. Tak terhitung gedung-gedung rumah sakit, sekolah, pemerintahan dan hunian yang luluh lantak dibom melalui serangan udara.

Mirisnya, netizen Israhel mengolok-olok penderitaan warga Palestiinna dan menjadikannya bahan lelucon. Sementara di mimbar sidang umum PBB pemerintahnya mengklaim dan memfinah bahwa mereka menjadi korban kebiadaban H4mas. Kebohongan secara terbuka mereka lakukan tanpa rasa malu dan bersalah.

Pidato tokoh-tokoh dunia di hadapan sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa/United Nation (PBB/UN) sebagian besar mengecam dan mengutuk perbuatan Israhel sebagai sebuah kejahatan kemanusiaan. Mereka menuntut dilaksanakannya gencatan senjata dan tak sedikit yang mengusulkan berbagai tuntutan untuk memberi sanksi dan hukuman.

Namun seperti biasa, setiap terjadi konflik antar negara, negara-negara besar dan adidaya seperti Amerika, Rusia, China, Inggris, Perancis memiliki sikap yang berbeda. Amerika yang selalu berkoar-koar ke seluruh dunia tentang Hak Asasi, tak pernah menganggap serius pelanggaran HAM di Timur Tengah yang dilakukan oleh Amerika sendiri maupun sekutunya. Pelanggaran HAM oleh Israhel sepanjang waktu terhadap warga Palestinna tak pernah dianggap sebagai pelanggaran, alih-alih mendapat sanksi sebagaimana Amerika menghukum Indonesia, Irak, Yaman, Syria, dan sebagainya.

Kali ini negara besar yang lain bertentangan dengan pendirian Amerika Serikat. Uni Eropa secara umum bersikap mendukung perjuangan Palestinna dan menyerukan gencatan senjata serta pembukaan perbatasan untuk mengirim bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh warga Palestina.

Bagaimana dengan Indonesia?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Pak. Salam literasi

01 Nov
Balas

Wa'alaikassalam literasi Pak Dede, terima kasih hadirnya

01 Nov

Wa'alaikassalam literasi Pak Dede, terima kasih hadirnya

01 Nov

Wa'alaikassalam literasi Pak Dede, terima kasih hadirnya

01 Nov

Wa'alaikassalam literasi Pak Dede, terima kasih hadirnya

01 Nov



search

New Post