MA'ARIF SETYO NUGROHO

Nama kecilnya Nu atau Enu, dilahirkan dan dibesarkan di tempat yang berbeda. Sumpiuh di kabupaten Banyumas dan Bobotsari di Kabupaten Purbalingga dari leluhur y...

Selengkapnya
Navigasi Web

Karma

Jarum jam sudah menunjuk angka 11.20 ketika ritual berkemas usai, "Masih cukup waktu" pikirku sambil kutenteng tas coklat yang tampangnya mulai buluk. Aplikasi presensi belum juga tampil di layar, sehingga sambil berjalan menuju pintu, kupegang dengan kedua tangan di depan dada agar lebih jelas. Hampir 5 menit, sampai tubuhku siap meluncur keluar parkiran proses presensi selesai. Jarak 12 kilometer selalu bisa kutempuh kurang dari 15 menit, apalagi di hari Jumat, lalu lintas biasanya agak lebih sepi dari biasanya. Masjid Al Amien belum terlihat ramai, "terus saja, ah, di Masjid Biting saja," pikirku sambil sedikit melirik ke arah Masjid dan membetot selongsong gas serta menggeser pantat untuk mendapat keseimbangan di tikungan depan masjid.

10 menit berikutnya tanjakan maut sepanjang 2 km dan 2 tanjakan kecil di kilometer ke 7 atau 8 dari arah keberangkatanku setiap pagi telah tercapai. 3 tikungan tajam dan beberapa tikungan kecil sudah menjelang. Tiba-tiba saat kusalip 2 motor secara beruntun, yang mana pengendaranya 2 orang wanita di motor pertama dan seorang bapak di depannya, tiba-tiba daya dorong mesin terasa berhenti, meski motor masih meluncur cukup cepat. Spontan kutarik tuas kopling dan kubiarkan terus meluncur sampai kemudian disalip kembali oleh motor dan mobil yang semua telah kusalip dan berhenti dengan lembutnya di tepi aspal. "Ah, jan, baru ingat, kemarin belinya saat pulang, hanya pas untuk berangkat kembali dan setengah perjalanan pulang, harusnya tadi mampir pom baru itu", batinku sambil membuka tutup tangki pakai kunci kontak.

Lubang tangki yang berupa pipa logam tampakjelas coklat karatnya, tak sedikipun terlihat tanda percikan cairan saat kugoyang secara brutal. "Yah, putar balik saja, lah, gak apa dorong sampai tikungan, habis itu toh bisa dinaiki dengan meluncur di turunan, biasanya bisa sampai ke pom bensin". Alhamdulillah, pom sepi, 3,16 Liter pertamax telah pindah ke perut si kuda besi. Wuss... lamunanpun melayang di tengah deru kudaku, "begitulah hukum alam bekerja, kalau saja kupercaya penuh pada pikiran awal bahwa isi tangki takkan mencukupi, niscaya jalan ceritanya akan lain, tak ada kisah lelaki yang tak shalat Jumat karena terlambat tiba di Rumah Suci Sang Maha segalanya... Astaghfirullahal'dhim...

Klimbungan, 202401051639

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pentigrafnya keren

05 Jan
Balas

Alhamdulillah, terima kasih apresiasonya Bu Risma

06 Jan

Ingat! Ingat! Cek sllu bhn bakar termasuk bhn bakar tubuh. Hahaa...

07 Jan
Balas

Bahan bakar mulut juga, mbakyuu...hahahaaa...

08 Jan

Mantap pentigrafnya, Pak..Salam sukses selalu!Mohon maaf sebelumnya, salah penyebutan.

05 Jan
Balas

Terima kasih, Bu Diyah, ada berkahnya salah sebut, jadi ingat terus nama Ibu.. hehe

06 Jan

Mantap

05 Jan
Balas

Terima kasih Pak Sandi, selalu hadir di lapak saya untuk beberapa hari ini

06 Jan

Sama sama pak

06 Jan
Balas



search

New Post