Lucunya Konoha
Setelah kemarin banyak yang tepuk tangan dan memuji semprotan satu dua orang anggota dewan yang terhormat kepada pemerintah, yang diwakili oleh mendag, saat rapat kerja dengan DPR, dua hari ini kita disuguhi episode baru drama komedi situasi.
Bagaimana tidak disebut drama jika plotnya sejak awal hingga hari ini menyebabkan para penonton tidak karuan pikiran dan perasaannya? Disebut komedi situasi karena alurnya yang dilakoni secara serius justru malah jadi terlihat lucu.
Meskipun lucu, tapi saya nggak tertawa dan tidak akan menertawakan, karena saya percaya pada hukum tabur tuai. Saya nggak mau nantinya ditertawakan karena pernah menertawakan. Tapi kalau misalnya Anda merasa lucu setelah membaca opini saya, silakan saja, risiko ada pada penumpang.
Kita tahu bahwa dalam teori Trias Politika, antara lembaga Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif tidak dapat dipisahkan. Masing-masing memiliki peran penting dalam menjalankan roda pemerintahan.
Kelucuan yang bisa kita lihat ada beberapa, antara lain dalam pembahasan beberapa undang-undang yang sekarang sudah berlaku. Contohnya saja UU tentang IKN. Sebelum disahkan RUU itu diajukan oleh Eksekutif untuk dibahas di Legislatif dan kemudian disahkan oleh mereka berdua.
Akibat adanya UU itu, ternyata kemudian terjadi sesuatu yang aneh, dan ini lucu, negeri Konoha jadi tidak memiliki Ibu kota negara. Lha piye, to? Undang-undangnya bahas ibukota, malah jadinya nggak punya ibukota, masuk akal?
Kwmudian, kemarin Legislatif usul agar mereka tidak perlu ikut pindah ibukota bersama Eksekutif, tapi ibukota yang sudah afkir itu dijadikan saja sebagai ibukota Legilatif saja.
Apa meneh iki karepe?
Wong dulu itu yang rapat membahas dan mengesahkan undang-undange ya Legislatif, kok, sekarang enggan melaksanakannya? Apa dulu waktu mengesahkan ngga terpikirkan? Apalagi dulu juga ngotot mau mengesahkan semua usulan peraturan yang dajukan Eksekutif, sampai menggunakan jasa penyedia layanan buzzing intuk mengkonter suara miring para pembela Demokrasi yang tak seia sekata.
Berikutnya, wong ya tahu bahwa ketiga entitas itu tidak bisa berdiri sendiri, alias tri tunggal, kok ya malah nggak mau ikut pindah, itu waras nggak, sih?
Akhirnya, jadi bahan tertawaan lagi ketika usul ditolak, ya kan? Ya sudah sana jogedin aja.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap
Terima kasih, Pak Samah