Mas Tenang dan AD Audio, bagi warga Kabupaten Temanggung yang gemar mengikuti acara Shalawatan bersama para Habib dan ulama bukanlah sosok yang asing. Hampir setiap malam mereka berkeliling seantero Temanggung, bahkan sering hingga ke wilayah tetangga, yakni Kabupaten Kendal, Wonosobo, dan Magelang, mengikuti para habib dan grup Hadrah untuk memimpin acara Shalawatan dan Maulidan.

Mas Tenang "hanyalah" seorang pemuda dusun yang sangat bersahaja, tak nampak keistimewaan sebagaimana umumnya pemuda unggulan. Kesehariannya dalam hal penampilan yang menjadi ciri khasnya adalah selalu berpakaian gamis, dan seringnya dibalut jaket. Tentu saja lengkap dengan sarung dan peci, biasanya putih, sesuai kebiasaan para jama'ah dan para Habib saat acara Shalawatan dan Maulidan.

Jika dilihat sekilas, wajah dan perawakannya mirip keturunan Arab, apa lagi janggut dan pipinya juga ditumbhi cambang yang cukup lebat. Garis pipi dan bibirnya tegas dan sedikit tebal. Kesannya begitu kuat m,enggambarkan karakter sosok yang keras. Tatapan matanya lebar dan tajam. Namun semua itu akan luluh dan luntur jika kita berinteraksi dengannya. 180 derajat dengan sikap dan tutur katanya yang menggambarkan kerendahan hati dan kesederhanaan. 

Acara malam itu menjadi semacam penghargaan khusus bagi Mas Tenang dan pemilik AD Audio. Panitianya adalah para pengurus NU tingkat kecamatan dan warga dusun tempat tinggal Mas Tenang, Kertosari, Kecamatan Jumo. Pasalnya mereka bertiga, dengan satu orang lagi anggota keluàrga AD Audio, baru saja pulang dari melaksanakan ibadah Umrah bersama Habib Ahmad bin Muhammad Assegaf dan KH Shodiq Mubasyir, dua figur sentral yang sangat populer di kawasan Ngadirejo dan sekitarnya. 

Apa istimewanya Mas Tenang dengan Umrohnya? 

Kita lanjutkan besok lagi...