Bejen (12/02)

Tuntutan kewajiban pengelolan pendidikan di satuan pendidikan saat ini semakin terkontrol dan sistematis dengan adanya platform yang disediakan oleh kementerian Pendidikan Nasional, yakni Platform Merdeka Mengajar (PMM). QmmKepala sekolah sebagai manajer dalam pengelolaan pendidikan memiliki tugas yang salah satunya adalah memberikan arahan dan bìmbingan pada guru tentang keterlaksanaan proses pembelajaran di kelas. 

Sebagai manajer, kepala sekolah harus menguasai berbagai macam konsep dan pendekàtan, teknologi, metode, dan strategi pembelajaran. Perkembangan atau perubahan paradigma kegiatan pembelajaran menjadi salah satu hal penting yang perlu dipahami guru seiring dengan perubahan kurikulum. 

Paradigma pembelajaran kekinian yang lebih menekankan pada proses pembelajaran kolaboratif yang berpusat pada siswa memerlukan kemampuan lebih kompleks dalam pelaksanaannya. Dengaan adanya perubahan tujuan pembelajaran, kurikulum juga menuntut adanya perubahan materi dan metode pembelajarannya. 

Dari sisi guru juga ada perubahan tugas dan tanggung jawab, jika di era terdahulu guru dominan menjadi pengajar atau penyampai materi, sekarang guru lebih ditekankan sebagai fasilitator dan motivator. Sumber belajar tak lagi dimonopoli oleh guru, tetapi siswa diberi kebebasan memilih yang paling sesuai dengan dibantu arahan dari gurunya.

Untuk mendapatkan gambaran dan untuk menjamin bahwa para guru di bawah koordinasinya memiliki pengetahuan dan keterampilan, kepala sekolah memiliki wewenang untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam bentuk coaching, tentoring dan mentoring. 

Hari ini menjadi kesempatan pertama Kepala SMPN 2 Bejen berdiskusi dengan para guru membahas rencana observasi. Observasi pembelajaran menjadi salah satu tindak lanjut dari r?encana kegiatan yang telah disetujui dan ditetapkan di dalam platform merdeka mengajar.

Selain mendiskusikan jadwal kegiatan pra observasi, observasi, dengan berbagai aspeknya, seperti perangkat administrasi, kelengkapan bukti fisik, dan materi observasi, didiskusikan juga metode pembelajaran yang akan digunakan.

Pada kesempatan ini kepala sekolah merekomendasikan metode Jigsaw dan STAD dalam Observasi yang akan datang. Setelah disepakati, dilanjutkan dengan pembahasan perbedaan karakteristik kedua metode tersebut dan bagaimana teknisnya. 

Meskipun para guru pada dasarnya sudah memahami, namun dari diskusi tersebut diperoleh beberapa bahasan permasalahan yang seringkali ditemui dan alternatif solusinya. Antara lain bagaimana menentukan pembentukan kelompok yang efektif, bagaimana sebaiknya tahapan proses pembelajarannya, dan bagaimana proses penilaiannya.

Diskusi dalam rangka mentoring dan observasi pembelajaran ditutup dengan penegasan tentang kesiapan para guru untuk diobservasi maupun mengobservasi dan harapan serta optimisme kepala sekolah bahwa tuntutan kinerja tinggi akan dapat dipenuhi, semoga dengan ikhtiar dan doa segala sesuatunya akan dapat dicapai dengan baik. (msn)