Pengalaman menjadi nomor satu dalam sebuah lomba atau kompetisi pastilah selalu berkesan dalam kehidupan seseorang, apa lagi bagi orang-orang yang jarang tampil ke depan, kesannya bisa melekat sepanjang hayat, menjadi kisah yang suatu saat disebut hikayat.

Menjadi nomor satu kali ini berbeda dengan biasanya, karena ini bukan tentang kejuaraan, meski ada kompetisi di dalamnya, bahkan titelnya juga diawali dengan kata "lomba". Nomor satu dalam even ini pemenangnya bukan juara layaknya lomba yang mengadu keterampilan, keuletan kegigihan, daya tahan, strategi, stamina, dan faktor lain yang tujuannya mengalahkan lawan. Bukan lomba atau pertandingan yang terukur hasil akhirnya sebagaimana jumlah gol, jumlah poin, kecepatan, dan ukuran-ukuran pasti yang kita kenal.

Jika sebuah lomba, mana mungkin pemenangnya nyaris seluruh peserta? Jika sebuah lomba, mana ada urutan juaranya didasarkan urutan aksara mesli kriterianya telah ditetapkan sebelumnya?

Yang terpenting dari itu semua adalah bahwa, "Semua peserta adalah juara", yang telah berkarya dengan segala usaha dan upaya, untuk sebuah pengakuan dalam ikatan kekeluargaan, yang diabadikan oleh seorang tetua yang layak menjadi panutan, dalam bentuk yang tak mungkin kita wujudkan, tanpa kebersamaan.

Saya klain nomor satu, bukan juara satu, atas dasar awalan abjad sebagaimana awalan nama depan, dari 16 peserta yang lolos penyaringan. Jika dianalogikan dengan gaya penulisan nada dasar dalam sebuah lagu, maka bisa jadi begini :

Pemenang Lomba Menulis Buku

47 = 1 (do)

Oleh : Mohammad Ihsan

_______________________________________________________________

47. Ma'arif SN

48. Maemunah

49. Mailifda

Dst sampai nomor 62

________________________________________________________________

Anda nomor satu atas dasar apa ? Suka-suka anda mewujudkannya. Yang penting hepi, seperti tujuan kita, menggapai bahagia.

Selamat untuk kita semua, Salam Literasi

Klimbungan 202206280952