MA'ARIF SETYO NUGROHO

Nama kecilnya Nu atau Enu, dilahirkan dan dibesarkan di tempat yang berbeda. Sumpiuh di kabupaten Banyumas dan Bobotsari di Kabupaten Purbalingga dari leluhur y...

Selengkapnya
Navigasi Web
Nulis Astha (2)

Nulis Astha (2)

Sehabis waktu maghrib Astha dan kakaknya biasanya mengaji di rumah Pak Ru, yang juga guru ngaji kakak sulungnya. Tetapi tidak sore itu, karena kebetulan sedang ada keperluan sehingga ngajinya libur. Astha pun bermain dengan kedua kakaknya.

Kegiatan di sekolah hari itu rupanya menarik, tak seperi beberapa minggu sebelumnya yang lebih banyak bermain outdoor dan sosialisasi serta adaptasi lingkungan baru, sehingga Astha seperti terobsesi untuk meniru kegiatan di sekolah, yaitu menulis.

Jika selama ini hanya terlihat dahinya berkerut, mikir, jika mendengar ayahnya berkata "menulis," yakni ketika ayahnya bilang, "Sudah malam, sudah waktunya mulai menulis...", maka sore itu sepertinya Astha sudah paham tentang menulis.

"Astha juga mau nulis, Pak" katanya.

"Eee... sudah bisa nulis?" Tanya ayahnya sambil berekspresi penuh makna.

"Bisa, nih... " katanya sambil mempraktekkan menggunakan crayon di kertas memo berperekat. Sambil duduk di lantai, kepalanya miring nyaris menyentuh meja, sementara tangannya memegang kencang crayon dan menggoresnya di atas kertas. Dekat sekali dengan pipi dan matanya.

"Wah, sudah bisa nulis, to, sekarang? Sipp, jempol 👍👍, toss👋 besok kaya bapak, ya, seneng nulis". Puji ayahnya senang. Seketika matanya berbinar bangga, senyum pun tersimpul di kedua sudut bibirnya sambil terus menulis. Entah apa yang edang ditulis. Sementara kedua kakanya sedang merubung hp bersama ibunya sambiĺ senyam-senyum bertiga.

Ketika hari sudah makin larut, mendekati waktunya tidur, ayahnya sadar bahwa kuota internetnya sudah habis. Di luar rintik-rintik air terdengar halus dan sangat jarang, tidak ada tanda-tanda kalau akan menjadi hujan. Hawa terasa menusuk tulang. Jam segitu biasanya konter pulsa sudah tutup. Ayah Astha jadi tambah malas keluar mencari tambahan kuota alias paket data.

"Siniii, bapak minta thetheringnya!" Seru ayah Astha pada mereka bertiga. "Ayah belum nulis", lanjutnya. Tak ada jawaban, tetapi jelas ada yang berubah di layar hape Ayah Astha. Signal internetnya sudah datang.

Tiba-tiba Astha menyela, " mbok nulis Astha saja, Pak, begini : A Es Te ha a"

"Hahahaa..." ya oke, sini tak foto tulisannya! Ayah Astha tertawa sambil menjawab dan menyiapkan kamera di HPnya.

Jepret, jepret.... fotopun jadi, ditunjukkannya hasil jepretan pada Ayahnya. "Nah, bisa, kan?" Lanjut Ayah dengan rasa bahagia.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hand writing means nulis astha

25 Nov
Balas

Yes, dan masih ada sejuta makna di sana. Selamat berramai karya di kesunyian.

25 Nov

Oh begitu ceritanya. Astha yang cerdas

25 Nov
Balas

Iya Bu Nanik, matur nuwun doanya buat Astha.

25 Nov



search

New Post