MA'ARIF SETYO NUGROHO

Nama kecilnya Nu atau Enu, dilahirkan dan dibesarkan di tempat yang berbeda. Sumpiuh di kabupaten Banyumas dan Bobotsari di Kabupaten Purbalingga dari leluhur y...

Selengkapnya
Navigasi Web
Opini Sederhana Namun Bermakna
Tangkapan layar status facebook Hari Kamis, 16 Januari 2025

Opini Sederhana Namun Bermakna

Saya tidak paham siapa dia sebelumnya, hanya karena sering muncul di beranda dengan status yang bermakna, maka kemudian saya ikuti profilnya. Sedangkan orang kedua yang saya sebut, sudah lama sejak dia belum dewasa saya sudah tahu siapa.

Ternyata feeling saya tidak salah, setelah saya ikuti, makin banyak hal-hal baik dan bernilai falsafah kehidupan yang distatuskan dan bisa menjadi pelajaran bagi kita. Meskipun secara usia mungkin saya lebih tua, hal itu tidak menjadi sebuah ukuran tentang siapa yang lebih mendalami pemahaman terhadap nilai kehidupan.

Poin penting dari kutipan di atas adalah bagaimana kita menyikapi masa depan. Hal itu sebenarnya sudah sering saya sampaikan pada anak-anak saya di sekolah sebagai selingan atau tambahan pemahaman. Kadang-kadang terkait, dan seringkali di luar materi inti.

"Kalian tahu program Indonesia Emas?", begitu sering kali saya bertanya pada anak-anak. Meskipun sesuatu yang sudah sangat umum, anak-anak saya sangat jarang mengikuti berbagai hal yang sedang ramai menjadi berita dan bahasan di media terkait kehidupan, sehingga tak mengherankan jika mereka tak tahu apa-apa tentang hal viral yang saya tanyakan.

"Kira-kira kelak kalian sudah seperti apa saat itu?" Sudah mapan dengan pekerjaan sesuai cita-cita, dengan keluarga yang makmur dan harmonis, atau masih sama seperti orang tua kalian di sini? Atau mungkin seperti tetangga yang jadi TKI di luar negeri dan sukses membangun rumah bagus di desa?

Semoga saja tidak menjadi buruh di lahan milik orang tua yang telah dijual kepada investor asing dan hidup di kontrakan karena tidak berpendidikan cukup sehingga bergaji kecil yang otomatis tak mencukupi untuk memenuhi segala kebutuhan di jaman yang serba berbayar.

Begitulah salah satu cara bagaimana saya membangun mimpi pada mereka. Meskipun pertanyaan dan opini saya lebih sering bagai asap di tengah badai, setidaknya pernah ada asap yang mengisi celah pikiran mereka.

Jika sejak sekarang mereka sudah punya gambaran 20 tahun yang akan datang, setidaknya mereka punya pikiran agar kelak tak akan menjadi generasi yang jadi tamu di negeri sendiri. Karena untuk berpikir 2100 tahun yang akan datang, jelas masih terlalu absurd bagi pikiran mereka.

Klimbungan, 202501161710

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post