MA'ARIF SETYO NUGROHO

Nama kecilnya Nu atau Enu, dilahirkan dan dibesarkan di tempat yang berbeda. Sumpiuh di kabupaten Banyumas dan Bobotsari di Kabupaten Purbalingga dari leluhur y...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sakarepmu 6

Sakarepmu 6

Cerita sebelumnya : https://www.gurusiana.id/read/maarifsn/article/sakarepmu-5-1721278#google_vignette

Setelah menyadari kesalahan kecilnya yang bagi kerajaan mungil di hadapannya menjadi bencana besar, timbul penyesalan dalam hatinya seketika. Dibiarkannya dahan yang telah tertebas tergeletak sampai rombongan prajurit mungil yang sedang sibuk menyelamatkan warga dan ratunya tidak lagi terlihat panik. Perlahan dahan itu digesernya ke tempat yang aman di tepi lapangan, baik aman dari gangguan mahluk lain maupun aman dari mengganggu lingkungan sekolah.

"Sampun, Pak?" Tanya anak yang tadi mendapat amanat dari Pak Rudi. "Ya, ini berikan pada Pak Rudi," jawab Pak Mak mengulurkan sabit ditangannya. Karena sebenarnya yang dibutuhkan Pak Rudi bukan Pak Mak, tapi sabit yang dibawanya.

Setelah tangannya tak memegang alat, sambil berkacak pinggang untuk memberi ruang pada tubuhnya dari himpitan kaosnya yang bbasah oleh keringat, Pak Mak berdiri tegak dan menebar pandangannya ke seluruh area yang dapat dilihatnya. Di mana-mana terlihat aktifitas anak-anak yang sedang bekerja, ada yang tampak sungguh-sungguh sehingga tidak peduli sedang diawasi, ada yang sedikit-sedikit menengok ke arah Pak Mak, ada yang terlihat pura-pura sedang sibuk, dan tak sedikit di beberapa titik di kejauhan gerombolan anak yang sedang duduk-duduk mengobrol.

"Sakarepmu, cah, rasanya sudah sampai titik nadir saya mengupayakan pemahaman, bangkitkan kesadaran tentang bagaimana kalian seharusnya bersikap dan berperilaku sebagaimana anak seusiamu," batin Pak Mak.

Perlahan ditinggalkannya suasana di lapangan, langkahnya perlahan namun masih dengan sikap tegar dan pasti, tak lagi dengan pandangan garang dan teriakan menggelegar ke segala arah, tak lagi menyebut satu persatu nama anak yang terlihat perlu diarahkan.

Hening dan senyap menyertai langkahnya menuju ruang guru tuk beristirahat, meski pikirannya melanglang jauh ke masa depan, masa yang tak terbayangkan akan seperti apa dengan kondisi generasi yang dirasanya makin tak terkendali. Akankah Indonesia Emas akan tercapai, ataukah akan terjadi ramalan 2030 Indonesia bubar.

Wallahu'alam bishawab, semoga saja doa orang-orang baik di negeri ini masih jauh lebih kuat berlipat-lipat untuk melawan kemungkaran dan mendatangkan berkah serta rahmat dan karuniaNYA.

TAMAT

Klimbungan, 202412212142

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Mas gagah. Sindirannya itu pas banget.. hehehe. Sukses selalu

25 Dec
Balas

Memang begitul, kan, Mas bagus? Generasinya begitu, wapresnya bego-no, eh... embuh, lah

28 Dec

Bgt lah nyatanya. Tp beda mrd sy yg kls 1-3. Mereka berebut membantu B Dhe Sis. Tak spt kls 4-6. Duuhh...knp ini terjadi, Ferguzo?

24 Dec
Balas

Sisa-sisa vaksin kayaknya, Mbakyu, jadi mager mereka itu.

28 Dec

wow ... rupanya frustasi ya..... sulit dibilangin.

21 Dec
Balas

Kira Begtulah, Pak Doktor. Nyaris setiap hari Pak Mak begitu, sejak 3 tahun terakhir. Terima kasih hadirnya, Pak. Semoga sukses selalu

24 Dec

Kira Begtulah, Pak Doktor. Nyaris setiap hari Pak Mak begitu, sejak 3 tahun terakhir. Terima kasih hadirnya, Pak. Semoga sukses selalu

24 Dec



search

New Post