"Pak, Bapak sampun mundut bayaran?" Sekonyong-konyong anak itu datang dari kamar tidurnya dan dengan polos bertanya pada ayahnya yang sedang "nglinthing" dengan pakaian dinas lengkap pertanda siap berangkat. "Hahaha..., sampun, memange Astha ajeng napa, to?" Tanya ayahnya sedikit penasaran atas pertanyaan yang cukup aneh di pagi itu.

Senyum malu-malu pun tersungging di bibirnya, lesung di kedua pipi tampak sedikit samar seiring usianya yang bertambah. Kedua tangannya tertangkup di dada, pundak sedikit naik, "hihihi..." hanya tawa kecil penuh rasa malu yang keluar dari mulutnya.

Sekejap kemudian tangan kanannya sedikit ďitengadahkan sambil digerakkan maju mundur keempat ujung jarinya, diikuti sejurus kemudian mulutnya "umak-umik", yang ditangkap ayahnya sebagai kata "Sangu".