Sukirman seorang karyawan swasta sudah tidak mempunyai pekerjaan lagi karena status dirumahkan oleh perusahaan tempat Ia bekerja selama ini. Masa pandemic covid-19 ini banyak orang-orang menjadi pengusaha dadakan tidak terkecuali Sukirman untuk mempertahankan hidup keluarganya. Dengan keterampilan istrinya dalam membuat camilan yaitu stik yang terbuat dari tepung Sukirman menjual hasil karya istrinya ke toko sembako dengan kemasan 1 plastik berisi1kilo gram.

Pemilik toko senang karena camilan buatan istri Sukirman rasanya enak, gurih dan renyah. Setiap hari Sukirman menyetor camilan tidak lebih dari 10 bungkus. Sebagai timbal balik Sukirman membeli bahan-bahan untuk membuat camilan di toko tersebut. Sukirman berniat menambah dagannya karena setiap hari selalu habis. Hitung-hitung lumayan bisa menambah pemasukan. Sudah satu bulan Sukirman dan pemilik toko bekerja sama semua berjalan baik-baik saja.

Entah kenapa tiba-tiba pemilik toko itu penasaran ingin mengetahui berat timbangan dagangan Sukirman. Ternyata camilan yang dititipkan di toko tersebut timbangannya tidak sampai 1kg namun hanya 900 gr. Bagai disambar petir di siang bolong pemilik toko itu marah-marah, “hayya… ini bigimana Sukilman kamu jualan tidak benel”. “Emang kenapa Cik”. Tanggapan Sukirman lugu dengan tangan gemetar dan kepala menunduk ketakutan . “Camilan yang kau jual ini kau kulangi timbangannya, ini tidak sampai 1 kg, hanya 900 glam.” Kata tacik pemilik toko itu. Kemudian Sukirman meminta maaf sambil mengatakan, “Maaf Cik, Saya tidak mempunyai timbangan dalam mengemas camilan itu, Saya membuat timbangan sendiri dan gula kemasan 1 kg beli di tacik yang Saya buat sebagai anak timbangan”.