Kejutan Jumat Pagi
Tantangan menulis 30 hari, hari ke 7
Seperti biasa, setiap hari Jum’at pagi, kami melakukan tausiyah bagi para siswa muslim secara virtual. Tiga kelas paralel menjadi satu frame. Tidak ada yang aneh bin ajaib sepanjang tausiyah berlangsung. Isi materinya memang spesial tentang keutamaan salat tahajud. Pak Irwan, guru agama yang kebetulan menjadi pemateri kali ini, menjelaskan dengan sederhana tetapi menarik.
Setelah Pak Irwan selesai menyampaikan materinya, beliau minta izin akan menyampaikan sesuatu. “Berat rasanya saya harus menyampaikannya. Tetapi, saya putuskan menyampaikannya sekarang saja,” Pak Irwan sempat terdiam sejenak. Suasana sepi beberapa detik. Aku jadi deg – degan. Ada apa ya?
“Saya mohon izin untuk menyampaikan bahwa besok hari Sabtu saya mau ke kantor dinas pendidikan. Hmm … saya mau ambil SK CPNS saya.” Tutur Pak Irwan terbata – bata. Aku sempat berucap syukur mendengarkan itu. Akhirnya tercapai juga perjuangannya. Tetapi baru saja berhenti di tarikan napas pertamaku, tiba – tiba aku dikejutkan dengan tuturan kalimat Pak Irwan berikutnya.
“SK CPNS saya tertulis, ditempatkan di sekolah lain. Bukan di sekolah kita ini,” Selesai Pak Irwan menyampaikan kalimat ini, kami semua terdiam lagi. Entah kalimat apalagi yang Pak Irwan sampaikan setelahnya, hampir tidak aku perhatikan. Aku sibuk menahan sedih bercampur kaget.
Perpisahan! Kata ini yang kemudian terlintas di benakku. Buyar semua materi tausiyah Pak Irwan yang sudah aku susun sebagai kata pamungkas kegiatan tausiyah pagi ini. Terbayang semua perjalanan karirnya sejak masih berstatus sebagai siswa di sekolah kami, hingga ikut mengabdi sebagai karyawan tata usaha, sambil bersekolah lagi. Mendapatkan peluang menjadi guru honorer, kemudian akhirnya mengikuti seleksi CPNS dan berhasil. Total 9 tahun waktu yang Ia lalui untuk mencapai di titik keberhasilannya.
Kalau tidak ingat bahwa aku bertindak sebagai host acara ini, rasanya tidak akan ada kata-kata yang keluar dari mulutku. Maka untuk mencairkan suasana, aku pun angkat bicara.
“Menjadi siswa soleh dan solehah adalah dengan cara melakukan ibadah wajib, salat lima waktu. Tahajud adalah ibadah yang sifatnya Sunnah, dilakukan di sepertiga malam. Tetapi melaksanakan salat malam ini memiliki nilai pahala berlipat ganda apabila dilakukan dengan sungguh – sungguh. Dapat menaikkan derajat atau kedudukan disisi Allah SWT. Apa yang dialami Pak Irwan dalam perjalanan hidupnya selama ini adalah cara Allah menaikkan derajatnya di dunia ini menurut Allah. Kiranya kalian, anak – anakku, dapat mengambil hikmahnya,” ulasku sambil menahan diri untuk tidak menangis.
Ah, … kelanjutannya suasana menjadi haru biru deh. Tak terasa jam menunjukkan pukul 07.05 … sudah melebihi dari batas waktu jadwal tausiyah lima menit dari seharusnya. Tetapi kami semua tidak ada yang beranjak dari frame tausiyah pagi.
Terpaksalah aku yang menghentikannya. Layar laptopku sudah tidak lagi ada gambar. Hitam. Lenyap. Demikianlah Allah sudah menggariskan sebuah kisah perjalanan hidup manusia. Ada pertemuan, ada perpisahan. Sebuah alur yang sebenarnya biasa – biasa saja dan normatif, tetapi kemasannya seringkali tanpa kita duga bentuk dan waktunya.
Selamat bertugas di tempat yang baru, Pak Irwan. Terima kasih atas kejutan Jumat paginya.
Jakarta, 19 Februari 2021
MadhoeLibranagavenus
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Allah SWT memberi takdir yg baik utk Pak Irwan
sangat menyentuh.... berat untuk melepas.... tak mungkin menahannya...