madu ratnawati

Lahir di Prabumulih 1 Oktober 1964, dari bapak ibu asal Madura. Sejak kecil memang bercita-cita menjadi seorang guru dan tetap senang menjadi guru. Tidak pernah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mata Nenek

Mata Nenek

#Tantangan Menulis 60 Hari, Hari ke 31

Mata Nenek

Menjahit adalah salah satu hobiku ketika remaja hingga dewasa muda. Aku suka menjahit sendiri baju-bajuku. Mulai dari membuat daster yang sederhana polanya hingga baju untukku mengajar. Pengetahuanku akan teknik menjahit selain dari pelajaran di sekolah saat duduk di bangku SMP, juga dari orang tua, dan kursus menjahit loh. Walau baru tingkat dasar tetapi sudah mengikuti ujian nasional. Keren ya. Kelihatan sekali mempersiapkan diri menjadi seorang ibu.

Sekarang aku tidak lagi menjahit baju. Hobi menjahitku beralih ke pembuatan kristik. Kristik adalah seni menyulam di atas kain strimin dengan membuat bentuk silang yang seragam arahnya dan berwana warni sehingga membentuk gambar indah. Keterampilan itulah yang aku tularkan kepada anak perempuanku agar ia menjadi lebih luwes, sabar, teliti, dan selalu bersyukur.

Salah satu prosesi menjahit atau membuat kristik adalah memasukkan benang sulam ke dalam lubang jarumnya. Saat kali pertama aku menjahit, aku cukup memelintirkan ujung benang lalu memasukkan ke dalam lubang jarum dengan sekali jalan. Tidak menemui kesulitan apapun. Semakin bertambah usia, prosesinya pun bertambah. Selain aku pelintir ujung benar, sesekali aku harus menjilati ujung benang agar membentuk ujung yang lancip agar bisa leluasa masuk ke lubang jarumnya. Sekarang… sekalipun dijilat-jilat berulang kali ya susaah juga melakukannya. Maka diperlukkanlah alat bantu. Jujur, aku tidak pernah tahu istilahnya apa, yang jelas alat bantu ini benar-benar membantuku melalui prosesi memasukkan benang kedalam lubang jarum. Kalau mau membeli ya tinggal ambil saja di pajangan toko jahit. Barulah mengerti saat minggu lalu kami kehilangan benda alat bantu dan harus membeli lagi. Carilah di internet, baru tahu kalau namanya Mata Nenek.

Semakin penasaran dengan si Mata Nenek ini, ternyata istilah dalam dunia menjahit adalah Needle Threader. Lucu ya, mengapa diartikan menjadi Mata Nenek. Barangkali identik dengan mata seorang nenek yang sudah rabun, memerlukan bantuan memasukkan benang. Hmm… entahlah, tapi sejak itu setiap kali kami mau memasukkan benang, kata-kata “tolong ambilkan Mata Nenek” jadi kerap terdengar di rumah kami. Hehehe….

Jakarta, 02 Juli 2020

madhoeLibranagavenus

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hah pengalamannya sama banget dengan saya, saya ada tambahan yaitu merajut hakken dan brayen... Terima kasih informasinya saya jadi tahu namanya...Salam

02 Jul
Balas

Wah ibu hebat bisa merajut. Kapan2 belajar juga ah. Salam literasi...

03 Jul
Balas



search

New Post