Serpihan Rindu
H 212
Serpihan Rindu
Serpihan rindu membelenggu
Mangelilingi tumpukan rasa membeku
Ingin rasanya menguarai haru
Namun apa daya hati kian ragu
**
Sukmaku kini mulai bersenandung
Dengan irama yang menggunung
Entah mengapa tiba-tiba murung
Hati ini merasa terkungkung
**
Ingin mengusir gundah yang mengapung
Menunggu kehadiranmu yang tak kunjung
Sosokmu membayang tak berujung
Hingga kini membumbung
**
Kau tinggalkan aku tanpa kabar
Menabah jantungku semakin berdebar
Batinku meronta netraku nanar
Harapanku memadu kasih jadi ambyar
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap puisinya Bu Maemunah, sehat dan sukses selalu
Luar biasa Ning May penuh inspirasi dan mencerahkan
Meski bahasa rindu selalu ada di hati tidak menutup rasa galau yang ada ya...rindu tetap rindu
Cakeep puisinya, Bu. Mengapa dia pergi, hingga rinduku tak terkendali... Salam sukses selalu, Bu.
Puisi rindu yg indah Bund. Semoga yg dirindukan segera kembali
Mantap puisinya Bu Mun, sehat dan sukses selalu..salam literasi