Rencana yang Gagal
Minggu ini agendanya adalah bersih-bersih rumah. Mempersiapkan anakku mau pulang selesai ujian akhir semester dari pondoknya. Dia meminta agar kamarnya diubah sesuai keinginannya. Dia minta kasurnya lebih kecil size-nya, menjadi single bed. Paham kalau kamarnya kecil sehingga dia meminta kasur yang lebih kecil, sehingga space yang ada dia ingin meja kerja yang berada di luar kamar dimasukkan ke dalam kamarnya, plus kursi dan laptop. Dia ingin kamarnya juga menjadi ruang kerja. Anakku baru sekolah kelas 8 SMP sekaligus mondok. Entah apa yang dipikirkannya sehingga dia ingin kamarnya menjadi ruang kerja juga. Tapi kami sebagai orang tua bangga dia sudah mempunyai keinginan berkarya. Sepertinya karena di sekolahnya dia memilih ekstra kurikuler desain grafis, sehingga ada kemungkinan dia meminta orang tuanya merombak kamarnya menjadi yang diinginkannya tadi.
Dikarenakan minggu depan dia sudah mau pulang ke rumah, mau tidak mau minggu ini kami harus bekerja bakti bersih-bersih kamarnya. Rencana pagi ini kami akan ke toko mebel untuk membeli bed ukuran single. Namun sepertinya Allah berkehendak lain. Subuh tadi kami mendapat kabar paman kami di Purwodadi meninggal dunia. Maka rencana kami untuk bersih-bersih kamar anak kami menjadi batal. Suami harus pergi ke Purwodadi, sementara saya diminta untuk tinggal di rumah saja. Nanti pun kami ada acara yaitu undangan dari budhenya yang momong anak kami sewaktu kecil, yaitu memperingati 2 tahun meninggalnya ibunda Budhe. Maka nantinya hanya aku yang ke Budhe.
Akhirnya suami pun berangkat ke Purwodadi. Sementara saya melakukan pekerjaan rumah rutin hari Minggu yaitu mencuci baju, dan nyetrika. Kemudian nanti kalau masih ada waktu sebelum ke rumah budhe saya akan bersih-bersih kamar anak sebisa mungkin.
Tak sabar rasanya menunggu anak kami pulang. Tiga setengah bulan kami tidak bertemu. Hanya bisa di telepon biasa, bukan video call setiap 2 minggu sekali. Kunjungan ke pondok pun belum bisa karena kebijakan dari sekolahnya selama pandemi ini belum boleh dikunjungi. Kami pun ikhlas menerima yang menjadi aturan pondok, karena itu juga demi keselamatan anak-anak kami selama menuntut ilmu di sana. Semoga kita semua diberikan kesehatan dan keselamatan, serta pandemi ini segera berakhir, aamiin.
Ungaran 12 Desember 2021
Meisa
#gbmkabsemarang
#tantangan30harimenulisdesemberceriagbm
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar