Penilaian Belajar di Masa Pandemi, Untuk Siapa? (Tagur H6)
Pandemi Covid19 mengubah struktur dan cara belajar kita menjadi sebagian besar belajar di rumah. Suka atau tidak, peran guru menjadi lebih sedikit dibandingkan sebelumnya. Ketika belajar bergeser dari sekolah ke rumah, sadar atau tidak, peran dominan guru dalam menentukan cara dan hasil belajar juga menjadi lebih kecil. Betapapun guru sudah mempersiapkan beragam cara untuk menyajikan model-model belajar yang sekiranya dapat efektif, di era pandemi ini, sepertinya keputusan menggunakan model-model itu pada akhirnya ditentukan oleh siswa dan atau orang tua. Jika orientasi hasil belajar hanya ingin menampilkan sisi kebutuhan guru dengan target kurikulum yang tersedia, maka konstruksi laporan hasil pembelajaran mengabaikan kebutuhan siswa, juga orang tua.
Selama ini kita mengenal dua skenario besar tujuan penilaian, penilaian format dan sumatif. Penilaian formatif dirancang untuk membantu para siswa belajar atau biasa dikenal dengan penilaian untuk belajar. Sementara penilaian sumatif dilakukan terutama untuk tujuan-tujuan lain atau biasanya disebut penilaian atas belajar.
Mari kita coba melihat ulang penilaian untuk belajar selama ini mengandung komponen apa saja. Penilaian formatif atau penilaian untuk belajar dalam keadaan normal kita fokuskan untuk membantu siswa belajar, termasuk mendiagnosis beragam kesulitan yang dialami siswa selama mengikuti proses belajar. Penilaian untuk belajar juga dimaksudkan untuk membantu siswa belajar melalui pemberian umpan balik yang sesuai dengan kebutuhan.
Penilaian atas belajar lebih menitikberatkan pada tanggungjawab kepada para pihak di luar siswa. Penilaian sumatif misalnya menyajikan laporan untuk orang tua, rekomendasi bidang minat siswa selama di sekolah atau pasca sekolah. Di bagian lainnya, hasil ini juga menjadi evalusasi atas standar-standar secara lebih luas.
Kondisi sehari-hari belajar kita sebelum pandemi, umumnya memberikan perhatian yang lebih luas pada aspek sumatif. Misalnya ketika laporan hasil belajar dirilis, pada dokumen yang sama, kita lebih banyak menemukan aspek penilaian atas belajar. Misalnya laporan hasil penilaian itu lebih menggambarkan jawaban atas pertanyaan ketercapaian target belajar, ukuran kemampuan-kemampuan mengerjakan tugas belajar dan lainnya. Aspek sumatif memang diletakkan untuk evaluasi kinerja dan lebih melihat ke masa lalu karena itu dilakukan biasanya di akhir pekerjaan.
Mari kita lihat bagaimana penilaian untuk belajar ditempatkan di dalam sistem penilaian. Sebagaimana disebutkan di atas, fungsi penilaian untuk belajar sangat berkenaan dengan bagaimana membangun dukungan untuk kemajuan belajar. Artinya, penilaian untuk belajar lebih melihat ke masa depan. Sehingga pertanyaan korektif yang muncul adalah sejauh kemajuan dalam arti spirit, mentalitas, dan kesiapan-kesiapan belajar. Kesulitan-kesulitan apa saja yang masih dirasakan dan bentuk bantuan seperti apa yang masih dibutuhkan untuk kemajuan berikutnya.
Menariknya, tujuan penilaian untuk belajar yang biasanya hanya kita lakukan untuk siswa, di era pandemi covid19 justru meluas karena ada peran orang tua yang lebih besar dalam proses belajar dibanding sebelumnya. Ketika orang tua benar-benar terlibat pada proses pendampingan “reguler”, terutama di kelas-kelas rendah, maka pertanyaannya bagaimana kita menempatkan peran orang tua di dalam model penilaian belajar? Ada dua opsi untuk menjawab hal ini, orang tua menjadi bagian paralel dengan siswa yang memerlukan dukungan, meskipun secara normatif tidak kita munculkan? Atau orang tua paralel dengan guru, bersama-sama guru mendiskusikan bagaimana membangun struktur penilaian untuk belajar bagi siswa?
Jika untuk mencapai perbaikan di masa depan, membangun dukungan bersama yang lebih terstruktur antara orang tua dan guru menjadi keniscayaan saat ini. Dan penting terlebih dahulu, orang tua dilibatkan dan terlibat dalam proses perencanaan sampai penilaian belajar karena mereka sejatinya penghubung kita dengan siswa. Dengan cara ini, pada akhirnya kita akan dapat lebih menilai siswa secara jujur. Kesalahpahaman juga dapat diminimalisir. Yang terpenting adalah secara bersama, guru dan orang tua dapat memulai dukungan yang lebih baik kepada siswa.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap Bu.
Keren ulasannya Bun. Salam literasi