senja (berpuisi lagi)
malam hening
terasa dingin udara menyusup kulit
sujudku
derai air mataku
ku ingin hanya kepadamu yaa rab
perjalanan lima puluh tahun sudah lewat
bak mentari condong kebarat
tak mungkin ku tahu terbenammu
semua hanya kuasa rabku
lembaran lembaran hari
tersisa mengisi mimpi
mimpi indah saat tidur panjangku
mimpi syahdu saat becengkerama menuju firdaus
doa dan dzikir menghiasi bibir
menengadah mengharap barokah
yaa rab
dosa seluas lautan
lalai selebat belantara
hanya engkau
yang mampu menggunting dan menebasnya
hingga
savana terbentang hijau sejuk di kalbu
hingga
langitpun cerah membiru
menghantar sinar terang rembulan diwaktu malam
dan
berkerlip bintang diangkasa terang
yaa rab
usia senja ku kini
peluklah hingga diharibaan nanti
cendana, 3 februari 2019
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
matur suwun bu siti ropiah, sudah singgah disini untuk apresiasinya.
Subhanallah, puisi yang luar biasa, ungkapkan diri yang semakin senja. Sama Bund, aku pun sudah lima puluh tahun. Baca puisi Bunda, sungguh menguras rasaku. Sukses selalu dan barakallah