Mahdalena, S.Pd.

Mahdalena, ibu dengan 4 orang anak; guru di SMPN 2 Way Tenong Lampung Barat. Sejak kecil bermimpi menjadi penulis. Semasa SMA, impiannya untuk menjadi penulis k...

Selengkapnya
Navigasi Web

CERITA SETELAH SHOLAT SAAT CORONA MELANDA

Tantangan ke 45

#Tantangan Gurusiana

CERITA SETELAH SHOLAT SAAT CORONA MELANDA

Saat azan Maghrib dikumandangkan di mesjid sebelah rumah kami, kami langsung bergegas membersihkan diri dan berwudlu. Kemudian dilanjutkan dengan sholat berjamaah. Sejak badai Corona melanda, kami sholat di rumah saja.

Si bungsu belum ikut sholat, jadi hanya menyaksikan saja sambil duduk manis di sepeda roda delapannya. Setelah sholat, dilanjutkan dengan doa bersama. Kebiasaan di rumah kami setelah sholat yaitu yang lebih muda usianya akan mencium tangan yang lebih tua. Kebiasaan ini sudah berlangsung sejak aku masih kecil, hingga sekarang aku sudah menjadi seorang ibu.

Sore ini pun demikian. Setelah melaksanakan sholat Maghrib, Pustaka langsung bangun dari sejadahnya dan diikuti oleh Ayuk Rindu, mencium tangan ayah, bunda, Ayuk, nenek. Tapi saat hendak mencium tangan Kak Fahri, tiba-tiba saja Kak Fahri menarik tangannya seraya berkata "Dek, jangan cium tangan, sekarang kan ada Corona." Kami semua terkejut mendengar ucapan polos Kak Fahri.

Kami mengusap dada. Aduh ini gara-gara Corona, Kak Fahri mau mencium tangan atau dicium tangan saja sudah tidak berani. Kak Fahri seorang anak berusia 10 saja sudah merasakan suasana yang menegangkan dan kaku sejak adanya Corona.

Aku langsung memberi penjelasan padanya "Insyaallah tetap aman nak, selama kita tidak berinteraksi atau berkumpul-kumpul dengan orang di luar rumah. Kita harus selalu menjaga kebersihan. Selalu mencuci tangan pakai sabun. Dan yang paling penting yaitu selalu berdoa. Nanti kalau ada anggota keluarga kita yang melakukan aktifitas di luar rumah dan berkumpul dengan orang banyak, barulah kita stop dulu mencium tangan, tunggu sampai benar-benar aman dan tidak mengalami gejala Covid 19 selama beberapa hari." Kak Fahri mengangguk-angguk tanda mengerti.

Selang beberapa saat, Pustaka langsung buka suara "tuh kan bunda bilang harus cuci tangan pakai sabun biar bersih terus. Tapi kenapa kemarin aku dimarahin gara-gara cuci tangan pakai sabun satu botol? Kan biar bersih"

Bundanya bengong, ayahnya senyam senyum.

Dalam hati bundanya "aduh nak, Bunda marah bukan karena cuci tangannya, tapi sabunnya. Masa satu kali cuci tangan, sabunnya 1 botol. Kalau begitu terus bisa hilang juga stok sabun di pasaran, seperti masker dan hand sanitizer."

Bundanya tepuk jidat.

Mahdalena, 03042020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mudah2an anak-anak kita mengerti dengan keadaan, dan kita semua terhindar dari segala macam penyakit ya bun ...

03 Apr
Balas



search

New Post