[RESENSI] SYAIR BAITULLAH: DEBAR HATI DAN RINDU
Judul: Syair Baitullah (Kumpulan sajak Haji dan Umrah)
Penulis: Drs. Ahmad Syaihu
Halaman: viii, 90 blm, 14,8 x 21 cm
Penerbit: Pustaka Media Guru
****
Sajak harum seribu bunga. Sajak berkisah rindu gemuruh takdim dalam dada. Baru pertama kali, saya membaca sajak berasa mendaras sirah Nabawiyah. Sejarah nabi-nabi. Adam, Ibrahim, Ismail dan katamil anbiya wal mursalin, Muhammad sang agung.
Saya mencium jejak kaki (footprint) kejayaan Islam pada generasi awal. Saya mendengar detak jantung Sayidina Ali karamallahu wajhah saat menanti kedatangan Surakah and the gengster.
Saya merasakan kesakitan tertahan Abu Bakar saat tumitnya digigit ular di gua Hira. Saya menyaksikan kilau pedang singa padang pasir, Umar yang cadas seliat batu padas. Di separuh akhir, saya diajak menyusuri lorong-lorong kota Madinah, mendengar seribu derap kaki kuda yang disumbangkan Usman, pemilik dua cahaya, untuk jihad Rasulullah.
Ah, merinding sungguh. Kekata menari di pelupuk mata. Serupa tayangan film kolosal garapan Steven Spielberg dengan efek CGI yang menggelitik ruang sadar untuk terus menikmati lembar demi lembar tanpa jeda. Tiap bait kaya nuansa, dibumbui sejarah melebihi raja-raja. Panorama kota-kota mulia, kubah-kubah menjulang menjadi daya tarik tersendiri.
Licencia Poetica menjadi khas dan bernas. Kata saya, "Inilah salah satu masterpiece dari gurusianer terfavorit sejak awal mula."
Ah, rindu ini begitu seluruh. Saya merasa iri sekaligus takjub, perjalanan rohani selalu sajikan potret behind the scene yang bergizi. Sudut pandang pemuisi selalu mengambil angle yang sempurna. Fantastis!
Ya, Allah. Berkahi kami dengan berkunjung ke Makkah Madinah yang bercahaya. Izinkan kami bersimpuh di makam Rasulullah yang mulia.
Saya harus jujur kali ini. Penyair sungguh berhasil. Ia bermain cahaya dan bersinar. Gemanya sampai pada hati. Membuat rindu di dada kian nelangsa. Seperti kekasih yang merindu sua. Lelaki idaman sepanjang masa. Lelaki terpilih paling inspiratif sepanjang masa.
Muhammad bin Abdillah sang pewaris para nabi. Katakan pada saya, siapakah yang tak rindu sosoknya? Saya berani menukar dunia seisinya ditambah buku-buku saya sebagai ganti sua dirinya.
41 sajak dalam buku ini sungguh bisa menjadi penawar dahaga, rindu yang terdalam. Obat mujarab untuk pedihnya penantian satu dasawarsa.
Kekurangan buku ini hanya satu. Setelah saya baca ujung hingga ujung. Saya kira akan menemukan satu semacam golden ticket. Umrah gratis dari penulisnya. Ah, meski tak untuk seluruh keluarga. Cukup dua. Istri dan saya. Hahaha!
Jika kau sudah sua Arafah, pun yang masih antre, tetaplah percaya dan berdoa. Jika Anda ingin mengenang jalan suci yang pernah Anda lalui. Atau Anda ingin membaca sajak serupa membaca peta Mekkah Madinah.
Buku ini sungguh pilihan tepat. Selamat membaca. Jangan lupa untuk doakan saya. Siapa tahu nanti kita bisa satu pesawat atau satu asrama. Ah, Allah Mahakaya. Bismillah. (Aly/Ea).
Spoiler: jika Anda ingin bukunya diresensi. Ea-kan saya. Jangan lupa berbahagia.
"Sajak yang sangat filmis. Digarap dengan sinematografi handal. Poet speaker berhasil ciptakan daya sedot yang ampuh. Saya terpesona."
---- Hanifah Nila Wardani, istri saya
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Barokallah resensi yang luar biasa, semoga bisa segera menyusul beribadah di tanah haram, Makkatul Mukaromah dan Madinatul Munawaroh
Barakallah. Amin. Amin. Kiai.
Masyaallah, resensi dengan bahasa tingkat dewa. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, Pak Guru.
Barakallah salam sukses MWC. Cover cantik.
Bahasa saya alien. Ancur!
Bahasa alien, sarat makna. Barakallah.
Alhamdulillah, dapat kesempatan cover dibikinkan duluan. Bersyukur.
Great job! So inspiring, Bunda.
Wow...Resensinya ibarat thriller film yang menggoda pembaca untuk menikmatinya...Barakallah Pak Ali..
Terima kasih. Bu Rini. Barakallah. Mohon bimbingannya selalu. Agar terus bertumbuh. Insyaallah