REZEKI ITU DITAKAR
Mahfud Aly
Mudin dadakan
Ini ceritanya ada pleno di kecamatan. Break. Istirahat. Shalat magrib. Saya inginnya shalat di Musala kecamatan. Tak jauh.
Agenda padat merayap. Pleno mulai 19.00. Ada acara lain. Walimah. Kawan PPS Bakalan Pule. Tri. Kebetulan perut lapar sekali. Siji gawe loro gawe. Buwuh sekalian numpang makan. Niatnya, satu bakul saya habiskan.
Pak Kholiq, pegawai kecamatan. Senior saya. Ajak jamaah di masjid Jamik Kecamatan. 500 meter jauhnya. Ia sudah siap di kendaraan. Saya tinggal naik. Lalu berangkat.
Mas Zamroni dan Mas Agus segera menyusul. Jamaah selesai. Mas Zam tak sabar segera ke walimah. Perutnya lapar sekali. Tapi takdir Allah SWT bekerja tidak begitu.
Kenapa gegas mencari rezeki yang jauh, jika yang dekat tersedia?
Di masjid ada yang punya hajat. Dul kadiran, dinisbatkan pada Syekh Abdul Qodir Jaelani. Syukuran. Apa saja. Ini bukan masjid saya. Bukan masjid yang saya biasa shalat. Hanya sekali waktu, umumnya saat jamaah shalat Jumat.
Ah, rezeki itu takdir. Pantang ditolak. Saya didaulat jadi Mudin. Mudin dadakan. Bagian doa. Saya itu selalu menganggap: sebagai manusia kita harus siap jadi apa saja. Apa saja. Yang dibutuhkan masyarakat, kita sudah siap. Tanpa jadwal.
Jadilah. Saya doa. Mereka aminkan. Kabul kajate.
Makan siap. Serbuuu!
Masjid agung, 26 April 2019
Amplop Mudin masuk saku. Huhuhu!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Alhamdulillah kalau rezeki tak kan ke mana, Bisarohnya ...... barakallah...
Eaaa. Hihihi. Gmn kbrnya Bunda?