Cinta Terlarang Di Ujung Takdir
Cinta Terlarang di Ujung Takdir
Aku malas pulang kerumah..! " curhat Ita pada Amin teman 1 kelompok untuk tugas kuliah penyetaraan. " "Heh kenapa lagi sama orang rumah ?, ada masalah atau tidak dengan orang rumah kau tetap harus pulang !" sahut Amin teman pria yang selalu sabar menghiburnya. " Ayo naik kuantar kau pulang !" lanjutnya.
Sepanjang perjalanan Ita mencurahkan kekesalan terhadap suaminya pada pak Amin, dengan wajah penuh kekecewaan. " Jangan merasa hanya kamu saja yang punya masalah berat dalam rumah tangga, akupun sama, tapi dibawa santai saja, jangan terlalu dipikirkan...hanya sabar kuncinya, dan pasti akan berlalu..!"
" bukannya kamu baik-baik saja dengan istrimu ?" tanya Ita tertegun, " aku melihat rumah tanggamu baik-baik saja, istrimu terlihat bahagia, anak - anak kamu juga terlihat bahagia penurut dan menyenangkan, darimana kamu bisa bilang bahwa rumah tanggamu juga punya masalah ?" tanya Ita agak heran." apa kamu hanya menghiburku saja ?" lanjutnya.
" hhhhhhhhh..! " Amin menarik nafas dalam dalam. " Istri dan anak-anakku memang luar biasa, terutama istriku, dia sangat pandai menutupi tabiat aslinya didepan orang lain, tapi tidak jika hanya berhadapan denganku saja, semua penghuni kebun binatang disebutnya jika sedang berdebat dengan ku hanya karena masalah sepele,tapi aku tidak menanggapinya, aku tidak mau ambil pusing hanya karena ada tumpahan kopi dimeja dia menegurku dengan sebutan binatang..!" selintas tersirat raut kecewa di wajah Amin,lalu buru - buru kembali tersenyum melihat Ita yang menyimak penuturan Amin, setengah tidak percaya." Ah sudahlah..tidak usah di masukan kedalam hati ceritaku barusan..itulah hidup..jadi dibawa santai saja supaya tetap langgeng...!" tambah Amin. Ita benar - benar hampir tidak percaya apa yang baru saja diungkapkan Amin.
Karena sesungguhnya istri Amin teman kuliah Ita juga hanya beda rombel,mereka saling kenal, dan Ita mau diantar pulang Amin karena dia kenal istri Amin dan Amin pun bersahabat dengan suami Ita. Obrolan mereka pun terhenti karena sudah sampai didepan rumah Ita," terimakasih ya pak, salam buat ibu !" ucap Ita, " iya sama sama, titip salam juga tuk suami tercintamu !" sahut Amin menggoda," baik baik ya dengan suami jangan durhaka ..!" sambungnya.
Sejak hari itu Ita dan Amin merasa nyaman untuk jadi tempat curhat dan saling menghibur diantara keduanya,tidak terlintas dipikiran mereka untuk saling menaruh harapan lebih,tetapi ternyata seiring waktu tumbuh benih benih cinta diantara keduanya dan ....( tobe continued )Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar