Akibat Sombong
Sebagai perusahaan multinasional, perusahaan tempatku bekerja, memiliki peraturan yang sebagian besar peraturannya didasari pada peraturan kantor pusat. Salah satunya adalah kebijakan tentang sarana komunikasi perusahaan dan karyawannya. Agar komunikasi berjalan lancar maka perusahaan menyatakan tidak perlu ada campur tangan pihak luar. Alasannya, karena pihak luar tidak mengetahui kondisi internal perusahaan. Perusahaan menyakini, bahwa hubungan karyawan dengan perusahaan akan terjalin dengan baik dan lancar jika ada kesepakatan antara keduanya yang disepakati dalam forum komunikasi bersama. Namun sayangnya, ada beberapa karyawan, yang merasa tidak puas dengan forum bersama tersebut. Akhirnya, sekelompok karyawan tersebut, melakukan demo kecil, yang sebenarnya tidak berpengaruh besar pada perusahaan. Walaupun hanya demo kecil, namun pihak management tidak menganggap remeh hal tersebut.
Karena pimpinan tertinggi perusahaanku adalah expatriate Jepang, maka beliau memintaku untuk menjembatani komunikasi dengan kelompok pendemo. Berdasarkan instruksi tersebut, akupun mulai menjalin komunikasi secara intens dengan mereka. Namun tampaknya, penerimaan pihak pendemo tidak bersahabat. Walaupun awalnya kami berteman, namun karena masalah tersebut, pertemanan kami pun terganggu. Mereka menolakku sebagai juru bahasa yang akan membantu pertemuan dengan management. Bahkan mereka menilai bahwa aku tidak layak menjadi penengah karena tidak mengerti perjuangan mereka. Yo, wislah, rapopo, toh aku hanya ditugasi perusahaan, jika tidak berkenan, tidak masalah.
Pertemuanpun, dilakukan secara tertutup dan hanya dihadiri oleh pihak yang ditunjuk saja. Saat pertemuan berlangsung, tiba-tiba, salah seorang wakil pendemo mendatangi meja kerjaku. Sambil berbisik dan malu-malu. Rupanya, ia memintaku untuk menyertainya dalam pertemuan tersebut, karena merasa kesulitan dalam berkomunikasi dengan pimpinan perusahaan. Sebenarnya ada juru bahasa lain yang mereka pilih sendiri untuk ikut dalam pertemuan tersebut. Akan tetapi, yang bersangkutan, tidak memahami konteks permasalahannya. Sehingga pembicaraan yang terjadi hanya berputar-putar pada satu point saja. Sebenarnya bisa saja, aku bergabung dalam pertemuan tersebut. Tetapi untuk memberikan efek jera pada kesombongan mereka, sekaligus untuk menghormati juru bahasa yang telah mereka pilih, permintaan mereka kutolak dengan tegas. Setelah beberapa jam berlangsung, akhirnya pertemuan tersebut selesai, dengan keputusan para pendemo harus memilih, berhenti atau tetap bekerja namun tidak ada kenaikan gaji selama 2 tahun, karena dianggap telah menganggu kelancaran dan kenyamanan bekerja.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen pentigrafnya, Bunda. Salam literasi!