Akibat Terlalu Modern
Dengan bangganya, Tan, sahabatku dari Malaysia, mengundang untuk datang ke apartemennya yang super canggih. Aku mengiyakannya dan berjanji di liburan Golden week, bulan mei, nanti akan mengunjunginya. Tan dan aku, memang bersahabat, karena kami pernah satu sekolah dan kamar kami saling bersebelahan. Selain itu secara letak negara, Indonesia dan Malaysia bertetangga, sehingga kendala bahasa tidak terlalu menjadi masalah. Sejak lulus sekolah bahasa, Tan, memilih tetap tinggal di kota Tokyo, sedangkan aku memilihke kota lain, Tsukuba, karena menyesuaikan dengan pilihan universitas masing-masing
Hingga saat liburan Golden Week pun tiba. Akupun bergegas pergi ke Tokyo, untuk bertemu dengan Tan. Berbekal alamat yang diberikan, akhirnya sampailah aku di kawasan perumahan baru, yang dipenuhi dengan rumah-rumah modern bergaya kontemporer. Hampir seluruh rumah di kawasan itu berwarna putih keabu-abuan. Walaupun tampak mukanya berbeda-beda, namun jika dilihat sepintas, semuanya seperti sama. Tak jauh dari stasiun kereta, sampailah aku di bangunan lantai dua, di masing-masing lantainya ada 10 bagian apartement, kurang lebih erukuran 15M2. Tampak depannya sangat cantik, karena adanya bunga-bunga gantung yang berwarna merah, kontras dengan cat temboknya. Begitu masuk ke dalam apartmentnya, wow semua peralatannya super modern. Dapurnya, walau kecil, tapi sangat bersih. Kompor listrik. toaster, juicer, oven dan sink untuk cuci piring tertata rapih dengan dengan warna yang senada dengan dapurnya. Di bawah sink cuci piring tersimpan mesin cuci beserta pengeringnya. Melihatnya saja sudah senang, apalagi jika tinggal di sini.
Saat ingin ke toilet, aku hanya menanyakan letaknya saja. Tanpa ragu kuikuti arah yang ditunjukkan tuan rumah. Langsung saja kupergunakan closet yang ada di dalamnya. Tapi ketika hendak flussing, sepertiya tombol flussing tidak bisa bekerja seperti biasa. Bahkan air di slang toiletpun tidak keluar airnya. Waduh, gimana ini, apartment modern seperti ini, masa closetnya tidak berfungsi, batinku agak sedikit ngedumel. Setelah coba ini coba itu, tak juga berhasil. Akhirnya aku berteriak memanggil tuan rumah. Mendengar teriakanku, Tan segera mendekati pintu toilet, dan terdengar bunyi “Cling”. Seketika itu juga, lampu toilet menyala dan air di closet dan slangnya mengalir Alhamdulillah, akhirnya aku bisa keluar toilet dengan selamat. Setelah kutanyakan soal memgapa air di toilet tidak mengalir. Jawabannya sungguh mengejutkan, air tidak mengalir karena aku tidak memasukkan koin ke toilet. Ya Allah, rupanya di apartment itu, agar dapat menggunakan toilet (air dan lampu), harus memasukkan koint ¥100, saat masuk toilet, karena siang hari, dan keadaan toilet cukup terang karena ada sinar matahari, aku tidak menekan saklat lampu toilet. Woalah..mentang-mentang apartment super modern, bahkan untuk ke toilet sendiripun harus pakai koin. Cukup efisien untuk penghuninya namun agak menyulitkan untuk tamunya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar