Mahmudah Cahyawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Aku Mau Tukar, Boleh Gak
Republika

Aku Mau Tukar, Boleh Gak

Sejak pandemi melanda dunia, kehidupan manusia seakan terhenti sejenak. Seluruh aktivitaspun berubah total. Terlebih kehidupan persekolahan, sudah dua angkatan, terpaksa menghabiskan masa-masa indahnya sekolah hanya melalui pembelajaran jarak jauh. Sehingga tak heran, ada banyak kebiasaan dalam bersekolah yang tidak dialami oleh siswa, seperti angkatan-angkatan lainnya.

Bagi jenjang pendidikan anak usia dini, makan besama, adalah moment dimana anak-anak bisa saling berbagi makanan, berbagi cerita, belajar tata cara makan yang benar, belajar menjaga kebersihan dan belajar mencuci piring habis pakai. Walaupun penuh dengan pebelajaran, tetapi karena menyenangkan, maka acara makan bersama sangat dinanti-nanti oleh anak-anak.

Seperti pada kemarin pagi, saat jam menunjukkan pukul 9.00 wib, anak-anak sudah mencuci tangan dan berdoa sebelum makan, mereka serentak membuka kotak makanannya. Saat kuperhatikan, semua anak menatap kotak makan Rafif dan satu demi satu berusaha mendekati Rafif. Saat kuingatkan agar mereka memakan bekalnya masing-masing, beberapa siswa segera kembali ke posisinya, namun Azka, tetap keukeuh mendekati Rafif. Oh, rupanya, Azka, sudah tahu apa yang ia inginkan. Di tangan Azka, sudah ada kue pastel dan ia menawarkan barter dengan lembaran nori yang ada di kotak makanan Rafif. Rafif, memang sangat menyukai nori (rumput laut, snack Jepang). Hampir setiap hari, ia membawa nori dan kue lainnya. karena rasa nori yang gurih dan asin, tak heran banyak orang menyukai snack Jepang tersebut. Akhirnya dengan seedikit bujuk rayu, Azka berhasil membarter pastelnya dengan nori Rafif. Azka, terlihat kegirangan dan segera melahap nori tersebut. Melihat keberhasilan Azka, Arsello pun tertarik menukar wafer coklatnya. Demikian juga dengan Arshaka, Raka dan Fathan. Mereka berlomba-lomba mempengaruhi Rafif agar mau menerima barterannya.

Melihat Rafif yang hanya diam, sambil memberikan selembar demi selembar nori kesukaannya, akupun segera bertindak menengahi mereka. Kukatakan, bahwa anak-anak harus bersyukur dengan apa yang sudah ada di kotak makan masing-masing. Karena itu adalah pemberian / rejeki dari Allah SWT, yang diberikan melalui orang tua mereka. Jika, ternyata mereka tidak/ kurang suka, jangan memaksakan makanan kita kepada orang lain. Belum tentu, orang lain juga suka dengan makanan kita. Namun, jika teman kita, mau membarter makanannya dengan makanan kita secara sukarela, itu diperbolehkan. Mendengar penjelasanku, anak-anak yang tadinya ingin membarter makanannya, mundur teratur kembali ke tempatnya, dan berusaha menikmati snack yang ada di hadapannya.

Snack nori, memang enak , namun karena harus dibeli dalam jumlah yang banyak dan tidak bisa di ecer, harganya agak lebih mahal di banding snack biscuit yang biasa anak-anak bawa. Sekolah sendiri tidak bisa melarang, siswa untuk tidak membawa snack tertentu. Terkecuali, snack-snack yang jelas-jelas mengandung bahan berbahaya bagi anak-anak.

Sekolah sendiri, sudah mempunyai aturan-aturan tentang bekal sekolah dan sudah mensosialisasikannya saat awal tahun pelajaran. Namun, tampaknya, masih banyak orang tua, yang asal saja membawa bekal sekolah. Kadang kuketemukan, ada siswa yang dibawakan biscuit yang sebenarnya tidak disukai anaknya. Sehingga saat makan bersama, siswa tersebut lebih memilih diam dan tidak mau memakan bekalnya.

Anak-anak juga manusia yang memiliki keinginan dan kesukaan. Alangkah bijaksananya kita, para orang tua, untuk menanyakan apa yang diinginkan anak sebagai bekal sekolahnya. Atau setidaknya kita paham, bagaimana menyenangkan anak, dengan membuat bekal yang enak dan menarik walau dengan biaya yang murah. Apalagi di jaman seperti sekarang, ada banyak cara untuk belajar bagaimana membuat bekal sekolah yang disenangi anak. Sesungguhnya, bekal sekolah bukan hanya sekedar makanan yang di makan di sekolah, karena di dalam bekal itu sendiri sebenarnya ada perwujudan rasa cinta dan sayang dari orang tua kepada si penerima (anak)nya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Boleh bun, silahkan ditukar..hehe .

31 Aug
Balas



search

New Post