Arti, Rp. 2000, Bagi Kami
Sekolah kami, terkenal dengan sekolah Sampah. Ya, di sebut sekolah sampah, karena memang uang sekolahnya sebagian di bayar dengan pilahan sampah anorganik. Di sekolah kami, hampir 70% siswanya berasal dari keluarga urban, yang memiliki penghasilan tidak tetap. Sehingga pembayaran uang sekolah dengan pilahan sampah anorganik, sangat membantu orang tua siswa dan sekolah.
Tahun lalu, uang sekolah ditetapkan pada kisaran Rp. 40.000 per bulan di tambah satu kantong plastik pilahan sampah anorganik pada setiap minggunya. Bila dilihat dari nominal uang cashnya, sangatlah murah. Mungkin nlai tersebut setara dengan dua mangkok bakso di warung bakso pinggir jalan. Namun, sayang, setiap tahunnya, ada saja, siswa yang tidak mampu bayar uang bulanan, hingga akhirnya harus menunggak beberapa bulan. Hal ini, sangat menyedihkan hati kami. Sebenarnya orang tuanya mampu uang sekolah tersebut, namun karena menunggak hingga 6 bulan atau lebih, sehingga jumlahnya cukup besar bagi mereka. Alhasil, di akhir tahun ajaran, sekolah cukup mengikhlaskan tunggakan tersebut.
sekolah kami memang tidak pernah mengratiskan uang sekolah. Karena, kami yakin, setiap orang tua yang "dititipi" anak oleh sang Pencipta, akan diberikan kemampuan untuk mendidik dan membiayai anak-anaknya. Terlebih lagi, setiap anak memiliki hak untuk memperoleh pendidikan yang baik. Itu sebabnya, kami memberikan keringanan pembayaran dengan pilahan sampah anorganik.
Untuk menghindari ketidakmampuan membayar uang bulanan sekolah, tahun ini, sekolah membuat program "Uang Sekolah Harian". Pada awal tahun ajaran baru, sekolah menawarkan sebuah bentuk komitmen untuk membayar uang sekolah secara harian atau bulanan. Dari hasil rapat, ada 7 dari 64 orang tua siswa, yang memutuskan membayar secara harian. Untuk itu, sekolah menyediakan sebuah kaleng bekas biscuit, yang dibagian luarnya ditempeli kertas yang sudah diberikan tanggal dari tanggal 1 sampai 31. Setiap hari, siswa akan memasukkan uang Rp. 2000 atau lebih dan memberikan tanda silang pada tanggal di hari tersebut.
Sebenarnya, selain memudahkan orang tua untuk membayar uang sekolah putranya, ini juga melatih kedisiplinan, tanggungjawab dan kemandirian siswa (anak) dan tentu saja orang tuanya. Dari sisi sekolah, progran ini juga membantu keuangan sekolah. Karena (in syaallah) tidak ada lagi yang menunggak uang sekolah.
Sudah hampir 2 bulan, program uang sekolah harian, berlangsung. Dari kaleng setiap siswa, setelah di hitung, telah terkumpul minimal Rp.100.000. Artinya orang tua telah mampu membayar uang sekolah sebesar Rp. 40.000 / bulan, dan masih ada sisa yang bisa dipakai untuk tambahan bulan berikutnya. Jika konsistensi mereka tetap terjaga, misalkan setiap hari disetorkan minimal Rp. 2000, maka dalam 1 bulan akan didapatkan (minmal) Rp. 40.000. Jumlah nominal yang mungkin akan sulit, mereka dapatkan secara instant. Bisa jadi, bagi orang lain, nominal tersebut sangat recehan. Akan tetapi, itulah kenyataan yang terjadi. Receh bagimu, berkah bagi kami.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar