Mahmudah Cahyawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Belajar Jadi Kreatif
kompasiana.com

Belajar Jadi Kreatif

Azfar, Raka, Arsaka dan anak lainnya, hanya terpaku melihat daun-daun kering, biji-bijian, ranting pohon dan bahan-bahan alam lainnya, yang telah sekolah sediakan. Mereka tampak bingung harus melakukan apa, ketika aku mempersilahkan mereka untuk bermain di dalam ruangan menggunakan bahan-bahan tersebut. Mungin saja mereka sudah sering melihat benda-benda tersebut dikesehariannya. Namun ketika diminta bermain dengannya, tidak terbayang mau main apa. Karena dalam bayangan mereka, jika di suruh bermain, yang disediakan ya, mobil-mobilan, kereta apa dan sejenisnya, Sempat kudengar, Azkar berucap, kita mau main apa, kok cuma ada daun kering, tutup botol sama biji aja, sih, katanya. Mendengar itu, aku hanya tersenyum dan duduk membersamai mereka untuk bermain bersama.

Bagi ana-anak yang terbiasa bermain dengan mainan pabrikan yang siap dimainkan, pastinya bingung harus bermain apa jika diberikan barang lepasan seperti yang kuberikan di kelas, beberapa hari yang lalu.

Dunia anak memang dunia bermain. Dunia yang penuh dengan daya hayal, fantasi dan imaginasi. Akan tetapi, sejalan dengan perkembangan jaman, mainan masa kini, sebenarnya banyak membatasi sisi kebebasan untuk berfantasi dan berkreasi anak-anak. Mainan pabrikan masa kini, memang sangat bervariatif dan di buat dengan ide yang kreatif dari sang kreatornya. Sehingga penggunanya (anak-anak), mau tak mau harus "mengikuti", daya hayal si pembuatnya.

Mungkin bagi sebagian besar orang tua, melihat mainan pabrikan masa kini, yang beraneka warna dan bentuk, sangat senang dan berbahagia. Karena, semasa mereka kecil, mainan yang tersedia tidak sebagus dan semenarik saat ini. Alhasil, saat mereka punya anak, keinginan untuk membelikan anak mainan impian masa kecilnya semakin mengebu. Padahal, jaman berubah begitu cepat. Tuntutan dunia terhadap penghuninya pun berubah. Jaman 20 tahun yang lalu, pasti berbeda jauh dengan jaman seperti sekarang ini. Manusia sekarang di tuntut untuk jauh lebih kreatif, inovatif dan self direction (kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri. Hal ini membuat pola pengasuhan, pendidikan, pengajaran dan pengarahannya berbeda dengan jaman kita kecil dulu. Apalagi persaingan antar bangsa, negara dan antar individu semakin mengerucut.

Salah seorang sahabat nabi, Saidina Ali Bin Abi Thalib, mengungkapkan , "Didiklah anakmu sesuai dengan jamannya, karena mereka hidup bukan di jamanmu", sangat relevan dalam hal ini. Mainan di jaman kita dulu, memang tidak sevariatif sekarang, karena memang di masa itu, tuntutannya oarnag harus kuat, berani dan kreatif. sedangkan masa seperti sekarang ini, manusia bukan hanya harus kuat, berani tetapi kreatif dan cepat menangkap perubahan yang terjadi.

Setelah hampir 1 bulan, kuamati, Azafar dan teman-teman, mulai bisa menikmati kebebasan untuk berkreasi dalam membuat mainan berdasarkan imaginasi mereka,.dengan mainan lepasan (loose parts) yang disediakan sekolah.

Rafa, mulai bisa menikmati membuat segelas ice cream dari biji-bijian dan bunga-bunga yang di taruh di dalam gelas plastic di tambah dengan tutup botol plastic. Azfar, mulai dapat membangun istana di sebuah pulau terpencil lengkap dengan bentengnya yang di buat dari potongan balok. Bahkan si pemalu, Zefa pun mulai menikmati asyiknya bermain bersama teman saat membangun masjid dengan kubah kotaknya. Sebuah awal yang bagus, kan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post