Bocil Pengeroyok
Saat sedang mengawasi anak-anak bermain, tetiba dari arah belakang halaman, kulihat Athena menangis tersedu-sedu,
“Hu…hu..hu.. bu aku dikeroyok, di cubitin”.
“Lho..lho kenapa, coba sini ibu lihat, ada yang luka gak?”, tanyaku sambil memeriksa tubuh Athena.
Tak tampak tanda-tanda penganiayaan di tubuh Athena.
“Kalila,coba tolong panggilkan Alyka, Vania dan Kesya ke sini ya, bilang bu Utie tunggu di kelas”, pintaku pada Kalila yang kebetulan ikut mengantarkan Athena.
Tanpa menunggu waktu Kalila segera berlalu sambil meneriakkan nama-nama yang kusebutkan tadi. Ehm.. rupanya pembelajaran masih belum selesai. Anak-anak masih harus belajar banyak tentang intoleransi, demokrasi dan saling menghormati.
Sengaja kubiarkan Athena menuntaskan tangisannya sambil terus kuusap punggungnya. Tak lama ketiga bocah cilik pemberani sudah hadir di hadapanku.
“Ok, sudah siap semua. Siapa yang mau bercerita, mengapa Athena menangis”.
“ Aku bu Utie” ujar Alyka. “Tadi Vania yang cubit Athena duluan, terus Kesya juga ikutan nyubit”.
“Ok, bisa jelaskan mengapa Vania dan Kesya nyubit Athena”.
Kuulang pertanyaan yang sama, karena ketiganya masih mengelak menjelaskan alasan sebenarnya.. Ketiga terdiam sejenak.
“Habisnya Athena makan mie terus bu. Kan bolehnya makan mie 1 kali aja. Tapi dia hampir setiap hari makan mie lagi mie lagi. Terus dia juga main hp terus bu, enggak pernah belajar”, terang Vania dengan PD nya.
Hah… aku yang mendengar cerita Vania hampir saja tertawa terbahak-bahak. Untungnya ada masker di muka, sehingga senyuman manis ini tak terlihat oleh anak-anak itu.
“Iya bu. Vania kan rumahnya dekat sama Athena jadi dia tahu kalau Athena makan mie setiap hari, terus suka main HP juga”, jelas Kesya mendukung jawaban Vania.
“Ok, ibu hargai perhatian kalian ke Athena. Tetapi menurut kalian, boleh gak kamu mencubit, memukul Athena karena dia makan mie terus atau karena dia tidak mau belajar”. Kulihat ada kebingungan di wajah Vania dan Alyka.
“Begini, kalau Vania gak mau makan jagung rebus, terus sama bu Utie di cubit atau di pukul, kamu mau gak, kamu marah gak?”. Mereka bertiga kompak menggelengkan kepalanya.
“Nah sama, kamu juga tidak boleh menyubit, menendang Athena. Karena dia tidak menyakiti kamu kan, tidak buat kamu terluka kan. Lalu kenapa kalian mencubit dan menendang Athena. Kalau mau jadi jagoan tempatnya bukan di sekolah. Tapi di ring tinju sana”.
“Iya bu, aku ngaku salah sudah menyubit Athena”, aku Kesya dengan muka menyesal.
“Aku juga salah bu, tadi menampar Athena”, lanjut Alyka lirih.
Hanya Vania yang tampaknya tidak menunjukkan muka penyesalan. Entah tidak paham ucapanku atau tetap merasa tindakannya benar karena aturan harus ditegakkan.
Tapi, tak sampai 5 menit kemudian, Athena, Vania dan Alyka tampak main ayunan bersama. Lantas tadi, apa ya ?????
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar