Mahmudah Cahyawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

cerita 2 Cafe

Sepulang pelatihan, aku sengaja menyempatkan diri untuk berjalan-jalan di kota Jogja. Apalgai, si sulung sedang libur dari kegiatan KKN nya di kulon Progo. Jadilah kami janjian untuk bersua di penginapanku. Akhirnya kami memutuskan untuk mencoba café Kebon Ndalm yan ada di depan Tugu Jogja. Ternyata perjalanan menuju café tersebut tidak lama dan menyenangkan karena ada banyak hal baru yang bisa kulihat. Pabrik bakpia, pabrik obat herbal dan banyak lagi yang menjadi khasnya kota Jogja.

Tak lama sampailah kami di cafe Kebon Ndalem, dan alhamdulillahnya, kami dapa tempat duduk di atas yang dapat melihat Tugu Jogja dari atas. Sungguh pemandangan yang indah dan menakjubkan. Saat memandangnya, tergambar di benakku bagaimana perjuangan para pahlawan ketika mempertahankan kota Jogja. Jika saat ini, aku bisa memandang keindahan Tugu Jogja dengan lampu yang terang, saat kemerdekaan pastilah gelap dan menakutkan. Café Kebon Ndalem sendiri, sangat beruntung mendapatkan tempat tepat di depan Tugu kebanggan warga Jogja. Dimana tempat itu memilik daya tarik tersendri. Untuk jenis makanan yang disediakan cukup beragam ada masakan local, ada masakan barat dan juga ada masakan nusantara. Deikian juga dengan minumannya. Soal harga, hmm, setara lah dengan lokasinya. Malam itu, hujan baru saja berhenti, sehingga pengunjung café tak begitu ramai.

Di seberang café Kebon Ndalem, ternyata ada café lain yang juga mempunyai panorama yang hampir sama dengan café Kebon, sama-sam menghadap Tugu. Café tersebut rupanya specialist kopi lokal. Tetapi suasananya berbeda 180 derajat. Redup, reman-remang, seolah tak bersemangat dalam menjalani kehidupannya. Apakah kesehariannya seperti itu ? atau lebih ramai pengunjung. Aku tak pernah melihatnya. bisa jadi karena makanan yang disediakan terbatas, sehinnga kurang menarik ?. Sambil berjalan mengelilinginya, saya berkhayal, jika bisa berniaga di daerah ini, tentunya harusnya yang berkaitan dengan Tugu itu sendiri.. memang terkadang kita berniaga pada apa yang kita bisa membuatnya. Bukan pada apa yang dibutuhkan konsumen. Memang cukup cukup untuk membaca kebutuhan pasar, apalagi di tengah kondisi perekonomian dunia seperti ini.

Dua café yang ada pada posisi yang sama, namun mempunyai cerita yang berbeda. Sama seperti halnya dua oang saudara kandung yang memiliki sifat dan wajah yang berlainan. Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Tetapi terus memperbaiki diri dan istiqomah adalah jalan terbaik untuk mendapatkan keberkahan Allah Taala.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post