Mahmudah Cahyawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Cinta Perantara
Indonesia Trends

Cinta Perantara

Nina terkejut ketika sebuah tangan kekar memegang tangannya dari belakang.. Bak kerbau di cocok hidungnya, Nina mengikuti langkah besar Cakra dengan tergesa-gesa. Beberapa kali kaki Nina terantuk batu, namun tak sepatah kata terucap dari mulut lelaki gagah itu. Sambil berjalan, Nina terus berpikir mengapa Cakra mengandeng tangannya begitu kuat, seakan tak ingin lepas darinya. Semakin lama, gengaman tangan Cakra terasa hangat hingga ke sekujur tubuh Nina. Apalagi di tengah hujan deras. Nina semakin menikmati, sebuah rasa yang lama hilang dari hatinya. Rasa dag dig dug ser, membuat sensasi tersendiri hingga ubun-ubun kepalanya. Tapi Nina belum berani menyimpulkan rasa apa itu. Yang ia tahu, rasa itu adalah rasa sebuah kenyamanan dan kehangatan di hati.

Sejak kemarin Nina dan dua orang teman perempuannya memang ikut travelling bersama Cakra teman sekolah Nina saat SMP. Saat awal-awal bertemu kembali, Cakra memang kerap curi-curi pandang pada Nina. Tapi Nina menganggapnya sebagai teman kecil, karena memang dulunya juga hanya teman biasa saja. Setelah makan malam Nina dan kedua temannya asyik berbincang-bincamg sambil bernyanyi-nyanyi kecil menikmati keheningan malam. Tiba-tiba, Cakra ikut bernyanyi, sebuah lagu yang secara tersirat ditujukan khusus untuk Nina. Getaran suara Cakra, nyatanya mampu mengetarkan relung hati Nina yang sedang galau. Perlahan, pipi Nina memancar sinar redup rembulan malam itu. Menyaksikan perubahan raut wajah Nina, Cakra melembutkan suaranya sambil terus memandangi wajah Nina yang tersenyum malu. Menyaksikan chemistry yang terjadi antara Nina dan Cakra, kedua teman Nina pun senyum-senyum sendiri.

Nina, semakin galau dengan kondisi hatinya sendiri. Sebelum pergi, ia sudah meminta izin kepada suaminya. Dan seperti biasa, suaminya selalu mengizinkan kemana pun Nina ingin pergi. Sebenarnya Nina bingung dengan sikap suaminya, yang datar-datar saja. Memang Nina tidak pernah berbuat yang aneh-aneh. Tetapi ia merasa suaminya sudah tidak ada rasa lagi terhadap dirinya. Hingga akhirnya, Nina memutuskan refereshing sejenak dengan ikut traveling yang ditawarkan Cakra di wa group alumni sekolah mereka.

Refresing dua hari satu malam itu pun berakhir dengan sejuta kenangan manis, terutama bagi Nina dan Cakra. Kedua hati telah tertaut, tanpa ada yang dapat menghindarinya. Saat Nina tiba di rumah, suaminya sudah menyambutnya di depan pintu pagar. Dengan pandangan mata sayunya, sang suami berusaha menarik tubuh Nina.. Nina yang tidak siap dengan sambutan suaminya, kaget dan berusaha berontak. Namun, apa daya tenaganya bukan tandiingan suaminya. Akhirnya Nina pasrah ketika suaminya mendekapnya erat-erat. Seketika itu juga , Nina merasa sangat bersalah dengan apa yang terjadi kemarin. Namun, ada sejumput tanya, timbul di hati Nina, mengapa suaminya berubah begitu cepat ?. Apakah ia tahu dengan apa yang terjadi antara Nina dan Cakra?. Nina tahu , ia telah mendua. Namun cinta itu tidak ia undang dan terjadi secara tiba-tiba. Yang kini ia tahu , cintanya haruslah diberikan pada orangnya tepat, suaminya. Sementara sebuah “rasa” pada Cakra, hanyalah rasa perantara untuk mengekalkan cintanya pada yang berhak.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post