Gigiku Sudah Tanggal .....
“Bu, gigi aku dah copot”. Cerita Azka, di pagi itu.
“Wah selamat ya, kamu sudah besar sekarang”. ucapku sambil bertepuk tangan.
“Yeiiii , aku dah besar, “ ucap Azka lagi.
“Aku juga, dah 6 gigiku copot. Berarti aku juga sudah besar ya, bu”. Tanya Arshaka.
“Iya, gigi yang ada di mulut kalian ini adalalah gigi susu, gigi anak-anak. Karena sekarang kalian sudah berusia enam tahun, giginya yang tanggal dan akan berganti dengan gigi dewasa. Jadi sekarang kalian sudah lebih besar dibanding adik-adik kalian di kelas A”.
Pagi itu, semula kami berbicara tentang makanan. Namun tiba-tiba arah pembicaraan berubah menjadi gigi susu. Rupanya, anak-anak kelompok B sangat tertarik masalah gigi karena menjadi symbol kedewasan mereka. Semua anak ingin bercerita tentang pengalaman tanggalnya gigi mereka. Ada yang tanggal saat makan donut, tanggal karena terjatuh saat main sepeda atau saat makan buah apel.
Tumbuh menjadi besar, rupanya menjadi dambaan para anak kecil. Bahkan di kelas, jika aku bercerita tentang bagaimana sekolah dasar (SD), mereka sangat antusias dan gembira, karena in syallah, tahun depan mereka akan menjadi murid SD.
Tanggalnya gigi memang menjadi salah satu tanda berakhirnya masa balita (bayi lima tahun). Bahkan Rudorlf Steiner*, dalam bukunya, The Soul of Economy, mengatakan bahwa, Perubahan gigi pada anak menggambarkan titik balik yang menjadi penentu dari kehidupan si anak. Bahkan sebuah observasi tertutup mengungkapkan bahwa setelah usia 7 tahun (masa dimana, biasanya gigi susu mulai tanggal), seorang anak akan mengalami hubungan timbal balik yang bener-benar baru antara, daya pikir (Thinking), daya perasaan (Feeling) dan daya keinginan (Willing). Mereka. Thinking, Feeling dan Willingm adalah daya kehidupan yang sangat penting dalam kehidupan seorang manusia. Karena ketiga hal tersebut, menjadikan manusia berbeda dengan mahluk ciptaan Tuhan lainnya.
Saat anak berada di fase pertama (0-7 tahun), secara fisik, mereka masih terikat pada daya kehidupannya, yaitu orang tua, terutama ibunya. Bagi anak, kebutuhan terpenting saat itu adalah sandang, pangan dan papan, yang harus disediakan oleh orang-orang dewasa di lingkungan terdekatnya. Nah, setelah copotnya gigi susu mereka, artinya setelah usia 7 tahun, daya kehidupan yang memang sudah ada tubuh anak, akan bertransformasi menjadi daya jiwa (Soul forces) yang akan menentukan hubungan anak dengan dunia luar.
Bagi sebagian orang dewasa, tanggalnya gigi susu, hanyalah sebuah peristwa biasa yang nromalnya terjadi pada anak-anak menjelang usia 7 tahun. Namun sesungguhnya di masa itulah perubahan besar terjadi. Anak-anak mulai menangalkan keterikatan secara fisik dengan orang tuanya atau orang dewasa yang memelihara mereka. Mereka akan mulai menggunakan kemampuan thinking untuk menentukan langkah kehiupannya, menggunakan perasaannya untuk merasakan dunia ini dan daya keinginan/ kehendak, sebagai perwujudan kebebasan mereka dalam menentukan keinginannya.
*Rudorl Steiner, merupakan seorang filsuf, arsitek, reformator social dan pendidik asal Austria yang memperkenalkan konsep pendidikan Waldorf. (Wikipedia)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar