Hadiah Dari Hati
Sejak kecil, bapak selalu mengajari kami untuk selalu menghargai dan berbagi dengan orang lain, walau itu hanya sebutir permen sekalipun. Telah banyak contoh kebajikan yang dilakukan oleh kedua orangtuaku, sehingga kami pun terbiasa dengan hal tersebut.
Sudah sejak 10 tahun lalu, aku mendirikan sekolah anak usia dini untuk masyarakat sekitar rumah. Walaupun tidak gratis, tapi nyatanya keberadaan sekolah kami cukup membantu masyarkat yang membutuhkan. Salah satu faktor terpenting dalam pengelolaan sekolah adalah dedikasi yang sangat tinggi dari para guru. Tak banyak dana yang kami dapatkan dari iuran siswanya. Sehingga para guru harus rela dengan intensive yang ala kadarnya. Namun, nyatanya hal tersebut tidak melunturkan semangat mereka untuk terus membimbing dan membina para siswanya. Sebagai tanda terima kasihku, setiap akhir semester selalu kusempatkan untuk memberikan hadiah bagi para guru. Hadiah yang tak seberapa, tetapi diberikan , in syaallah, dengan hati yang tulus.
Memilih hadiah, ternyata sangat memusingkan. Apalagi jika budgetnya juga terbatas. Namun terlepas dari berapa anggaran yang tersedia, yang paling memusingkan adalah apakah hadiah yang kita pilih akan menyenangkan hati yang menerimanya/ atau malah mengecewakannya. Karena suatu ketika, saat memberikan kado yang menurutku istimewa kepada seorang teman, ternyata ia tidak terlalu menyukainya. Ia memang tidak memgatakan sejujurnya, melainkan dari sikapnya. Memang, kita tidak bisa menyenangkan banyak orang. Dan seyogyanya, kita juga tidak bisa memaksa orang untuk selalu menyukai pemberian kita. Tetapi dengan memilihkan yang terbaik, walaupun menurut selera kita, paling tidak kita sudah berusaha membahagiakan orang lain.
Salah satu trik yang sering gunakan dalam memilih hadiah, adalah dengan melihat orang yang akan menerimanya. Kesukaannya atau kebutuhannya adalah dua faktor yang penting yang menjadi referensi kita. Tetapi memberikan hadiah berdasarkan kebutuhannya adalah yang terbaik menurutku. Sesuai dengan prinsipku, belilah sesuai kebutuhanmu, bukan kesukaanmu.
Setiap tahun, aku selalu meluangkan waktu 1-3 hari untuk memilih hadiah terbaik untuk para guru yang terkasih. Beragam benda sudah pernah kuhadiahkan kepada mereka. handuk, Panci, dompet, tas, gelas hias, jilbab, baju, dan lainnya. sangat sederhana, namun menurutku benda-benda tersebut, merupakan benda yang dibutuhkan orang.
Untuk tahun ini, masih belum diputuskan akan memebrikan hadiah apa. Mengingat hampir semua benda sudah pernah kuberikan. Ehm, ada usul ?.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar