Hatimu Tak Seseram Wajahmu
Pekerjaan sebagai interpreter, sering membawaku ke berbagai daerah dan bertemu dengan beragam manusia. Hal itu sangat menyenangkan sekaligus memicu andrenalinku. Bagaimana tidak, sering kali aku tak tahu seperti apa situasi di daerah, kantor atau pabrik yang akan kudatangi. Namun, lama kelamaan aku menjadi terbiasa dengan kondisi seperti dan menjadikan diri ini selalu siap siaga dengan kondisi terburuk sekalipun.
Seperti ketika mendapatkan job di sebuah pabrik otomotif terbesar di kawasan Karawang Timur. Daerah sekitar kawasan tersebut nyaris sepi dan hanya ramai pada jam-jam tertentu. Tak heran jika tak ada kendaraan umum yang beroperasi di sana. Selain itu hampir seluruh pabrikan menyediakan bus karyawan ataupun karyawan yang tidak naik bus pabrik pastinya akan membawa kendaraan sendiri.
Hingga pada suatu hari, saat itu kebetulan aku tak membawa kendaraan. Dan karena padatnya pekerjaan, terpaksa jam kepulangankupun melampaui jam keberangkatan bis karyawan. Ketika sampai di pos penjagaan, kusempatkan untuk menanyakan bis karyawan berikut. Ternyata bis berikutnya akan berangkat pukul 21 wib. Sementara saat itu waktu masih menunjukkan pukul 17.30 wib. Kutanyakan juga apakah ada ojek yang bisa dipanggil. Sayangnya menurut security yang bertugas, tidak ada ojek yang berani masuk ke kawasan ini di malam hari. terlalu berisiko katanya. Sedangkan untuk berjalan sampai ke pintu gerbang kawasan saja harus menyusuri jalan sejauh kurang lebih 4 km dan rasanya itupun tak mungkin, karena hari sudah mulai gelap. Tak ada yang dapat kulakukan kecuali pasrah dan berdoa.
Tiba-tiba, security yang menemaniku, menawarkan tumpangan di truck container yang sedang berhenti di depan pos penjagaan. Dengan rasa ragu dan berat hati terpaksa kuterima tawaran security tersebut.
Jika sehari-hari, aku melihat truck container hanya dari luarnya saja, sekarang aku benar-benar naik truck yang super besar itu. Untuk menaikinya saja, aku harus di gendong security karena kakiku tak dapat menjangkau foot step di pintu depan truck. Namun yang lebih membuat hati ini deg-degkan adalah sang sopir. Aku tak mengenal siapa dia, apalagi beliau orang seberang. Yang mana stereotype yang sering kudengar galak, tidak ramah dan cenderung suka marah. Tetapi bayangan tersebut harus kutepiskan jauh-jauh. Karena saat itu, jiwaku tergantung padanya. Beberapa kali sempat kulirik ke arahnya. Karena terus terang, saat itu hati ini sangat tidak nyaman, tetapi apa boleh buat, mungkin ini jawaban Tuhan atas doaku tadi.
Di dalam kabinnya, tersedia banyak makanan, minuman dan tentu saja rokok. Sesekali sang sopir menyalakan rokoknya untuk menghilangkan jenuh akibat kemacetan jalanan tol. Sambil sesekali bernyanyi, ia terus mengajakku berbicara. Tanpa kesadari keakraban terjalin secara perlahan. Aku mulai relax dan menikmati kemacetan seperti sopir tersebut. Dari ceritanya, kutahu bahwa ia berasal dari seberang dan sudah sekitar 5 tahun menetap di Jakarta. Hampir setiap hari ia mengantarkan sparepart dari pabrik di wilayah Jakarta Timur ke kawasan-kawasan yang ada di Cikarang hingga Cikampek. Ia juga bercerita bagaimana perjuangannya melawan kerasnya kehidupan di jalanan. Dan besarnya tanggung jawab yang harus ia pikul terhadap barang-barang yang diantarkannya.
Tanpa terasa, truck sudah memasuki wilayah Jakarta. Tujuan akhir sang sopir sebenarnya adalah pool truck di daerah Cakung. Akan tetapi, bukannya keluar pintu tol Cakung, ia malah mengarahkan trucknya terus ke arah Cawang. Alasannya karena sudah terlalu malam dan akan sulit untuk mendapatkan bis arah Kampung Rambut. Terlebih aku sendirian dan seorang wanita. Mendengarnya timbul rasa malu, karena sempat berpikiran negative terhadapnya. Ternyata hatimu tak seseram wajahmu, mas bro !!!.
Arigato Gozaimasu, untenshu san. Itsumo genki da ne…
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar