Setelah lelah berkeliling pasar Namdaemun di kota Seoul, akhirnya aku dan Rachel beristirahat di sebuah Yatai (pedagang kaki lima) yang menjual fish cake. Fish cake adalah campuran filet ikan dan terigu serta bahan-bahan lainnya dan biasanya di rebus dan di makan dengan kuah sejenis sup berkaldu ikan atau kerang.

Mencari makanan di Seoul, saat itu, lumayan sulit untuk seorang muslim. Karena sebagian besar makanan yang dijual di sana kebanyakan mengandung lard (minyak pork) dan daging babi. Oleh karena itu aku sangat berhati-hati memesan makanan. Tidak banyak pilihan memang, kecuali beberapa restaiurant yang memang sudah terkenal akan makanan ayam dan pizzanya. Biasanya, selain restaurant yang memang sudah terjamin kehalalannya, makanan yang biasa di jual di yatai, tidak mengandung bahan-bahan non halal, menjadi pilihan alternatif, seperti yang biasa aku makan di Jepang.

Karena yakin, yatai di Korea sama seperti di Jepang, tanpa ragu, aku dan Rachel, memesan 2 porsi fish cake. Apalagi, saat itu hujan baru saja turun. Sehingga sangat pas rasanya menikmati fish cake dengan sup hangat. Di tambah, aroma dashi (kaldu ikan) yang keluar dari panci terasa begitu menggoda. Rasanya tak sabar untuk menikmati fish cake, walaupun posisi yatai itu ada di tengah pasar yang cukup ramai. Ketika sedang asyik memperhatikan gerakan si bapak penjual, yang tengah mengaduk sup di panci besar, tiba-tiba …Astaqfirullah aladzim!!!, sungguh mengejutkan, sampai-sampai tanpa sadar aku berlari menjauh dari yatai itu. Karena ternyata, di dalam panci besar itu, ada kepala babi yang sedang di rebus.