Tinggal di luar negeri? wah pasti orang kaya deh.. begitu anggapan banyak warga +62, jika menggetahui sahanat atau kenalannya tinggal di lua negeri. Anggapan itu bsa benar bisa juga hoax. Sebab, tinggal di luar negeri atau di dalam negeri sebenarnya sama saja. Karena hampir semua kegiatan yang dilakukan pada dasarnya hampir sama. Hanya beda lokasi , budaya dan tentu saja mata uang. Artinya jika tinggal di luar negeri, jangan sekali-sekali menghitung harga dengan mata uang Indonesia. Bukan karena tak pantas, tapi lebih pada menghindari sakit hati, ha..ha..ha.

Pada suatu hari, aku jani bertemu dengan seorang teman di sebuah restaurant di sekitar area Tokyo. Ternyata temanku datang bersama teman lainnya. Setelah berbicara beberapa saat, kami sepakat memesan minuman dan makanan. Aku dan temanku selesai memesan, tetapi teman dari temanku tidak terlihat gelagatnya untuk memesan makanan bahkan minumanpun tidak dipesannya.

Tak berapa lama, makanan dan minuman yang kami pesan datang. Tiba-tiba temannya temanku berucap, "Sumimasen, ouyuu o onegaishimsu (boleh saya minta segelas air panas)". Sang pelayan hanya mengangguk mengiyakan permintaan teman tersebut. setelah segelas air panas diberikan, teman tersebut, langsung mengeluarkan bungkusan plastic dari dalam tasnya. Oh, trnyata ia mengeluarkan the celub dan sebungkus gula, yang kemudian dimasukkan ke dalam air panas yang ada di hadapannya. Kami, yang melihat aksi teman tersebut, awalnya hanya saling memandang dan langsung tertawa terbahak-bahak. Rupanya ia tak mau membeli segelas teh manis hangat, karena katanya terlalu mahal, bila dibandingkan dengan harga di Jakarta. Ternyata, keabsurban teman tersebut, tidak hanya sampai di situ saja. Menurut rumor yang kudengar, ia juga sering membawa nasi putih sendiri dari apartementnya saat makan bersama di restaurant. Ehmmm, alasannya sama, terlalu mahal katanya. Tapi, ketika aku melihat koleksi photo-photonya, ternyata ia sering berpergian ke luar negeri. Jadi, kalau begitu dia itu irit atau kedekut (pelit), ya?