Jalan Siluman
Hari itu jalan tol Jakarta Cikampek, macet total. Akibat pembangunan tol layang MBZ (Mohammed Bin Zayed) dan rel kereta cepat Bandung. Selidik punya selidik, ternyata ada crane yang menopang besi penyanggah beton jembatan, roboh ke arah tengah jalan tol. Sehingga jalan tol arah Cikampek yang dapat dilalui hanya 1 jalur saja. Crane jatuh sejak pukul 3 dini hari tadi., bisa dibayangkan akibat yang ditimbulkan, sangat parah. Tidak ada bis yang bisa masuk ke arah Jakarta, Sehingga jika ingin pergi ke arah Cikampek, aku harus menaiki bis sampai Cikarang dan turun di rest area, kemudian menunggu bis Ciakrang-Cikampek. Rasanya sia-sia saja, berangkat pagi-pagi dai rumah.
Menunggu bis dalam kondisi terdesak, sangat tidak mengenakkan. Apalagi di kejar-kejar rasa bersalah karena pasti terlambat datang ke kantor. Namun apa daya, Allah yang maha mengatur segalanya. Setelah 1.5 jam menunggu bis, sebuah sedan warna silver, tiba-tiba berhenti di depanku. Tak lama, jendela mobil terbuka, dan tampak wajah sumeringah pak Joko dari dalam mobil. Rupanya pak Joko, begitu mengetahui kondisi jalanan yang macet total, ia sengaja membawa mobil dari rumahnya di Lebak Bulus. Walaupun harus bermacet-macet ria, namun tidak perlu kuatir tidak ada kendaraan, begitu alasannya. Jadilah aku dan dua orang teman lainnya, ikut pak Joko. Untuk menghindari kemacetan yang masih berlanjut, pak Joko memasang aplikasi Google Map.
Cukup lega hati ini, melihat warna biru pada jalanan yang akan kami tempuh, di layar monitor gawai pak Joko. Kamipun sudah bisa bercerita dan tertawa bersama. Namun ketika aku melihat sekeliling jalan, makin lama, jalan yang kami lalui semakin sepi dari kendaraan lainnya. Dan yang membuat kami semakin was-was adalah jalannya hanya satu arah dan tidak bercabang kemanapun. Namun,pak Joko, tetap yakin, karena monitor gawainya memang menunjukkan bahwa arah mobil sudah benar. Semakin lama, jalanan semakin mengecil dan mendadak pak Joko menghentikan mobilnya. Ternyata, sekitar 100m di depan kami terbentang sungai dengan air kecoklatan. Melihat itu, kami semua serempak tertawa terbahak-bahak. Dengan kewaspadaan tinggi, kami memutuskan untuk berbelok ke arah kanan sungai dan menyusuri jalan berbatu di sisi sungai. Rupanya Google Map, mengarahkan kami ke arah sungai, karena di sisi sungai ada jalan kecil berbatu menuju jembatan besar, yang dekat dengan pintu masuk tol ke arah Cikampek..Pantas saja tak ada kendaraan yang lewat di jalur ini. Tapi, mengapa, Google Map. mengarahkan kami ke jalan di tepian sungai itu ya????.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar