Jangan Seperti Monyet ..
Sebelumnya saya mesti minta maaf kepada monyet, karena sudah membawa-bawa namanya dalam tulisan ini. Tetapi apa boleh buat, tidak ada binatang lain yang sikapnya menyerupai dirimu, nyet. Makanya saya catut nama monyet di penulisan ini. sumimasen ne…maaf ya
Siang itu, seperti biasa sebelum jamaah shalat jumat bubar, aku sudah menyiapkan meja di depan pintu gerbang rumah. Itu hanya sebagai tanda bahwa aku menyediakan makanan atau minuman untuk para Jemaah jumat. Alhmadulillah,kegiatan jumat barokah sudah berjalan kuang lebih 2 tahun. Jamaah masjid di sekitar rumahku, terutama anak-anak, sudah paham akan kode meja yang diletakkan di depan pintu. Dan mereka akan secara otomatis berbaris antri. Aku memang sengaja meminta mereka berbaris seperti itu, agar tidak berebut saat mengambil makanan atau minuman.
Hari jumat minggu lalu, aku menyediakan susu dan minuman ringan. Susu untuk anak-anak kecil dan minuman ringan untuk remaja maupun orang dewasa. Kali itu, aku menyediakan minuman dengan jumlah yang cukup banyak 45 buah. Biasanya anak-anak yang biasanya antri jumlahnya sekitar 25 an anak, selebihnya orang dewasa.
Tepat pukul 12.25 WIB, kubagikan susu dan minuman ringan kepada anak-anak yang sudah antri dengan tertib. Walaupun ada beberapa anak berseragam SMP yang mencoba menyela barisan, tetapi karena anak-anak yang lebih kecil menyorakinya, sehingga akhirnya mereka malu hati dan mengantri di bagian belakang. Setelah barisan anak-anak selesai menantri biasanya gentian orang dewasa yang mengambil minuman yang kusediakan.
Ketika jamaah dewasa sedang mengantri, tiba-tiba beberapa anak remaja berlarian ke arah kami. Ada 3 anak remaja yang tangannya penuh dengan box makanan, berusaha menyelak barisan bapak-bapak. Tampaknya mereka sudah mendapatkan makanan jumat barokah dari masjid lain di sekitar rumahku juga. “Eh,..stop… yang sudah dapat makanan tidak boleh ambil minuman lagi, kasih untuk yang belum dapat ya.”, ujarku sambil menahan anak-anak tanggung itu mengambil minuman. “Ayo berbagi. Yang lain banyak yang belum kebagian. Tuh tangan kamu aja sudah penuh, jangan seperti monyet yang walau tangannya sudah penuh. masih aja mau ambil yang lain”, lanjutku menginggatkan mereka. Mendengar ucapanku, anak-anak remaja tanggung itu sadar diri dan langsung undur diri dari barisan.
Walaupun ada kekecewaan di wajah-wajah mereka, tetapi aku harus mengatakan itu, agar mereka mau berbagi dengan yang belum mendapatkan makanan atau minuman. Dan memang tidak etis, jika ada orang yang mendapatkan 2 atau 3 makanan sementara yang lainnya tidak mendapatkannya sama sekali.
Pembagian makanan atau minuman saat jumat barokah, kelihatannya sangat sepele, karena sejatinya hanya pembagian makanan dan minuman biasa saja. Tetapi melalui kegiatan itu, ada nilai-nilai yang perlu diajarkan kepada anak-anak. Terutama berbagi dengan sesama, saling menghargai, tidak menang sendiri dan lainnya. NIlai-nilai itulah yang mulai luntur di masyarakat Indonesia. Di tengah jaman yang berfokus pada kekayaan duniawi, persaingan untuk menjadi yang “Ter-ter”, mendorong manusia sekarang untuk hanya memikirkan dirinya sendiri. Oleh karenanya, harus ada yang mau dan tegas mengingatkan anak-anak, jika mereka terindikasi seperti kejadian di atas.
Sesungguhnya, guru-guru di sekolah tak kurang-kurang mengajari mereka akan budi pekerti. Terlebih pada kurikulum Merdeka, dimana budi perkerti menjadi bagian besar dari 3 capaian pembelajaran. Tetapi, pemahaman budi pekerti, memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh waktu yang cukup lama untuk berproses. Apalagi jika tidak diterapkan dalam keseharian dan hanya berkutat pada teoritikal belaka. Jadi ayo, beranikan diri kita untuk mengatakan yang benar, agar mereka bisa bertingkah laku layaknya manusia yang beradab.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap ulasannya keren