Jangan Serakah
Jumat pagi seperti biasa, aku menyiapkan sajian untuk jumat barokah. Namun kali ini karena sibuk mengajar dan tidak ada yang membantu, akhirnya kuputuskan untuk menyediakan susu kemasan saja. Walaupun rasanya kurang afdol, karena tidak dapat menyediakan yang lebih baik, namun kiranya cukup praktis dan tentunya anak-anak yang menerimanyapun pasti senang. Memang penerima jumat barokah di sekitar rumahku, kebanyakan anak-anak sekolah.
Tepat pukul 12.30 wib, terdengar suara salam yang menandakan shalat jumat selesai. Tak berapa lama, terdengar derap kaki berlari menuju pintu pagar rumahku. Rupanya anak-anak berlarian dan telah berbaris rapih di depan meja kecil yang sengaja kusediakan. "Ayo antri satu-satu, tapi jangan menganggu jalan ya", perintahku pada anak-anak yang tampaknya sudah tidak sabar. "Alhamdulillah dapat susu coklat, aku suka", ujar seorang anak pada temannya.
Sambil membagikan susu, kuperhatikan anak-anak yang sedang antri. Tampak di dalam antrian, beberapa anak dan orang dewasa yang sudah membawa kotak nasi maupun makanan lain. Kemungkinan besar mereka sudah mendapatkan makanan dari masjid atau tempat lain. "Yang sudah mendapat jatah makanan, jangan ikut antri lagi ya. Kasian yang belum dapat. Ayo saling berbagi". Tak berapa lama, seorang anak dengan suara lantang mengingatkan temannya,"Eh, elu kan sudah dapat makanan, gak usah antri lagi, buat yang lainlah". Anak yang di ajak bicara, dengan perlahan keluar dari barisan dan bergegas pulang sambil dua kotak makanan yang sudah di dapatnya. Namun, tiba-tiba dari bagian paling belakang, ada sedikit keributan, rupanya ada seorang bapak yang sudah memegang kotak makanan namun masih ikut mengantri. "Pak, katanya kalau sudah dapat makanan, tidak boleh ambil susu. Bapak kan sudah dapat makanan". Oh rupanya seorang anak tengah mengingatkan seorang bapak yang masih ikut mengantri walaupun di tangannya sudah ada sekotak makanan jumat barokah. Tampak si bapak menunjukkan raut wajah yang tidak suka pada teguran anak kecil tersebut. Akan tetapi karena yang mengingatkannya semakin banyak, si bapak dengan wajah kesal, terpaksa keluar dari barisan sambil berrucap, "gitu aja ribet amat sih ".
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar