Ajmi, sudah tiga bulan tak masuk sekolah. Sudah beberapa kali kuchat walimuridnya, namun tak ada jawaban yang menerangkan keadaan si gadis imut nan lucu. Hingga suatu hari, ku dengar berita tentang Ajmi melalui guru kelasnya. Menurut walinya Ajmi akan pindah dan bersekolah di Surabaya.

Kejadian seperti Ajmi, kerap terjadi. Siswa tiba-tiba tidak masuk sekolah tanpa berita selama 1-2 minggu. Setelah gurunya menanyakan keadaan siswa bersangkutan, baru deh orangtua atau walinya memberikan informasi bahwa sang anak berhenti sekolah. Alasannya sangatlah beragam. Namun yang terbanyak adalah permasalahan orangtua.

Anak, sejatinya adalah rejeki, karunia Allah bagi orangtuanya. Bisa juga diartikan sebagai bentuk kepercayaan Allah terhadap sepasang suami istri yang di anggap mampu untuk mendidik dan mengasuh salah satu ciptaanNYA. Sering kita jumpai ada pasangan yang telah menikah lama, namun belum dikarunia anak. Bisa jadi itu karena belum ada kepercayaan dari sang maha pencipta. Sehingga apa jadinya, jika kita yang dipercaya Allah atas seorang anak, malah menyia-nyiakannya, karena masalah ego semata?. Sungguh suatu kekufuran, kesia-siaan yang sangat nyata. Dan pastinya Allah sangat membenci kesia-siaan.

Hidup adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan perjuangan. Yang di dalamnya selalu akan ada masalah yang terjadi. Sehingga jika terjadi suatu masalah, mengapa kita menghindarinya ?. Kita "dihidupkan" oleh sang pencipta, berarti kita sudah "disiapkan" untuk menghadapi masalah tersebut dengan sebaik-baiknya. So, jangan sia-siakan titipan (anak)mu, maka kau akan menyesalinya sepanjang hayatmu.