Sebagai pekerja professional, saya harus siap untuk bekerja dan ditempatkan di mana saja, dengan klien siapa saja. Seperti saat beberapa tahun lalu. Saat itu aku di hire oleh sebuah perusahaan automotive besar. Seperti biasa setelah mengikuti training, kami makan bersama di luar area kantor. Bersama sang manager, supervisor dan beberapa member yang mengikuti training kami menuju tempat makan sate khas Purwakarta yang sangat terkenal.

Kami datang di saat yang tepat, saat jam makan siang. Bisa dibayangkan betapa ramainya tempat makan tersebut. karena parkirannya yang sangat luas saja sudah penuh. Saat memarkirkan mobil, manager kami, agak tertegun sejenak, ketika melihat sebuah mobi yang terparkir tak jauh dari mobilnya. Ketika di tanya mengapa, ia tak menjawabnya dengan jelas.. Untungnya kami masih mendapat tempat, walaupun harus berhimpit-himpitan dengan pengunjung lainnya. Sambil menunggu pesanan, kami bercanda-canda. Tanpa sadar, aku melihat seorang kenalan sesama interpreter dari perusahaan automotive laiinnya. Ternyata ia mendapatkan tempat yang tak jauh dari tempat kami.

Saat kami tengah menikmati, makanan, tiba-tiba teman-teman dari temanku di meja sebelah mulai berdatangan. Melihat itu, anggota rombongan kami, terlihat pucat pasi, terutama sang menager. Langsung aku menanyakan apakah ada yang salah. Dengan berbisik, manager mengatakan bahwa orang-orang yang bersama temanku itu, dulunya adalah bos-bosnya di perusahaan lama. Sedangkan sebagian besar rombonganku ternyata dulunya adalah para teknisi di perusahaan yang sama. Dan yang mengagetkannya lagi, rupanya saat mereka di interview dulu, ketika mengajukan pengunduran diri, sebagian besar teknisi tersebut mengaku ingin berwiraswasta. Mendengar cerita itu, aku langsung melirik ke arah bos-bos itu., Tampaknya mereka tak ambil pusing dengan kejadian di beberapa waktu lalu dan dengan santainya menikmati sate dan sopnya. Sementara anggota rombonganku tampak blingsatan dan tak ada selera lagi untuk menghabiskan sate sapi yang lezat, karena ke gap berbohong..