Mahmudah Cahyawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Kenapa Anakku, Tidak Seperti yang lain ....

Orangtua mana yang tidak sayang anaknya. Hampir bisa dipastikan semua orangtua pasti sayang pada anaknya sendiri. Tetapi, jika meliha kejadian akhir-akhir ini beberapa orangtua terutama ibunya, ada yang tega melukai atau bahkan membinasakan anaknya sendiri. Kalau menurut saya, hal tersebut adalah pengecualian, alias ada kondisi tertentu yang menyebabkan sang ibu mampu menghilangkan kesempatan hidup anaknya.

Seiap ibu pasti membanggakan anaknya sendiri, tapi ada juga ibu yang kesal dengan tingkah laku anaknya sendiri. Salah satu contohnya terjadi di sekolah kami, hari ini. merupakan hari ke4 sejak tahun ajaran baru di mulai. Dari 50 siswa baru, hanya 3 anak yang masih belum bisa berpisah dari ibunya. Sehingga mau tak mau sang ibu harus ikut masuk kelas. salah satu dari mereka adalah Zyan, 5,5 tahun. Dibandingkan dengan usianya, tubuh Zyan melebihi anak seusianya. Bahkan anak-anak kelompok B masih kalah besar dibanding dirinya. Namun, sayang Zyan masih belum seberani teman-temannya. Setiap hari ibunya ikut masuk ke kelas. bahkan saat kegiatan pengenalan lingkungan sekolahpun, sang ibu ikut serta. Namun pada hari ini, rupanya kesabaran sang ibu sampai pada puncaknya. Sang ibu tiba-tiba menangis dan mencurahkan kesedihannya. “ Aduh , bu Utie, saya sedih sekali. Kenapa anak saya begini ya. Saya gak sanggup lagi”. Ujarnya sambil nerlinang air mata. Saya yang menyaksikan itu, berusaha menghibur sang ibu dan mengajaknya bersabar. “ Setiap tahun, ada saja anak yang seperti Zyan. Bahkan yang lebih parah. Saya lihat Zyan, masih mau datang ke sekolah dan mau bermain. Ia hanya perlu waktu. Ibarat mesin , Zyan itu mesin diesel yang lama panasnya”. Ujarku sambil menghibur ibu Zyan. “Semakin ibu tidak sabar, kemungkinan besar Zyan akan semakin ragu untuk melepaskan diri dari ibu”. Lanjutku. Akhirnya ibu Zyan, bisa mengontrol dirinya dan mendampingi Zyan sampai akhir.

Anak-anak, sama seperti orang dewasa, saat memasuki tempat baru atau suasana baru, merasakan kekuatiran. Saat mereka masuk sekolah untuk pertama kalinya, ada seribu kekuatiran, nanti main sama siapa, ibu gurunya baik atau tidak, nanti main apa dan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang sulit untuk diungkapkan. Oleh karena itu penting bagi orang tua, untuk menurai kekuatiran tersebut dengan mengajaknya bicara dan memberikan gambaran tentang sekolahnya nanti. Dan itu tidak cukup hanya dilakukan sekali, melankan perlu terus diulang-ulang. Bangun pagi juga bisa menjadi masalah bagi anak yang belum terbiasa bangun pagi atau beraktivitas pagi, hal itu juga dapat menurunkan mood anak.

Keresahan anak akan berimbas pada ketakutan dirinya. Sehingga ia akan merasa nyaman dan aman bisa keluarga atau ibunya berada didekatnya.

Tapi itulah anak, maka terimalah anak dengan apa adanya. Dan teruslah berafirmasi secara positive saat berkonunikasi dengannya. Karena bisa jadi, perkataan kita adalah doa baginya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya keren

21 Jul
Balas

Alhamdulillah, matur suwun bunda Risma sudah mampir. sehat selalu ya

31 Jul

Alhamdulillah, matur suwun bunda Risma sudah mampir. sehat selalu ya

31 Jul

Alhamdulillah, matur suwun bunda Risma sudah mampir. sehat selalu ya

31 Jul

Terima kasih ulasannya

22 Jul
Balas

Alhamdulillah, terima kasih bunda Rina , sehat selalu ya

31 Jul



search

New Post