Mahmudah Cahyawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Ketika Bocil Menakjubkanku
kompasiana.com

Ketika Bocil Menakjubkanku

Sebagai pendidik pendidikan anak usia dini, melakukan observasi adalah hal terpenting sekaligus menjadi salah satu penilaian autentik. Melalui observasi kita juga dapat menemukan informasi-informasi baru terkait perkembangan anak yang bersangkutan. Itu yang sering kulakukan. Pada saat mengajar biasanya, kuusahakan untuk memperhatikan gerak-gerik siswa, mengajaknya bercanda dan berbicara. Dari observasi harian, sering kutemukan hal-hal yang menakjubkan dari siswa-siswaku.

Seperti hari selasa kemarin, setelah bermain dengan huruf-huruf abjad, permainan selanjutnya adalah handcraft dengan play dough sebagai bagian dari pembelajaran hari itu. Tema yang diseepakati adalah hal-hal yang menyenangkan hati. Artinya setiap siswa boleh membuat apa saja, yang penting benda tersebut menyenangkan hatinya. Arshaka, dan Raka karena senang belajar, membuat model angka-angka. Sedangkan Januar karena senang dengan bakso, membuat bulat-bulatan kecil yang di anggapnya sebagai bakso kecil kegemarannya. Haikal, yang sejak tadi tak terdengar suaranya, kulihat asyik membuat sesuatu yang tak jelas bentuknya. Ia memang tak banyak bicara, seringkali asyik dengan dirinya sendiri. Siswa lainnya, tampak masih bingung ingin membentuk apa dan sibuk bertanya ini itu.

Konsentrasi anak usia dini tak lama, karenanya untuk permainan handcraft pun kubatasi hanya 30 menit saja. Setelah menyelesaikan handcraft masing-masing, biasanya kuminta siswa untuk menceritakan hasil karyanya. Dari 10 siswa yang hadir hari itu, yang membuat bulatan-bulatan kecil dan cacing ada 4 siswa. Yang membuat angka 1-5, ada 2 siswa dan yang membuat ala-ala robot, ada 1 siswa. Sementara Haikal dan 2 siswa lainnya, masih belum dapat menyelesaikan tugasnya. Namun pada saat siswa lainnya sedang bersiap-siap akan pulang, tiba-tiba Haikal, mendatangiku dan menyerahkan hasil handcraftnya. Masyaallah....., Haikal membuat Action Figure Naruto, yang sangat detail dan rapih. Mendengar pujianku, siswa lainpun tertarik untuk melihat hasil karya Haikal, dan semua berkomentar memuji hasil karyanya Sambil memperhatikan detail karya Haikal, aku berpikir, ternyata di balik sikap klemar–klemernya, ternyata Haikal memiliki bakat yang luar biasa. Dengan ketekunannya, ia berhasil menata dirinya untuk terus mengembangkan dirinya. Terbukti dari hasil gambar yang di awal sekolah dulu, hanya berupa coretan-coretan benang kusut. Kemudian mulai membentuk suatu benda dan akhir-akhr ini, menjadi lebih berwarna dan mulai rapih.

Ternyata apa yang terjadi pada Haikal, menjadi bukti pemikiran Rudolf Stainer, tentang seorang anak “Receive the children in reverence”.(Terima anak dalam ketakjubannya) benar adanya. Tenyata di balik sikap malas dan cueknya, Haikal memiliki bakat yang luar biasa. Sebenarnya bukan hanya Haikal yang memiliki bakat terpendam. Saya menyakini bahwa semua anak mempunyai bakat. Namun khusus bagi Haikal, saya menganggapnya sebagai surprise yang berhasil menakjubkanku di hari itu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post