Mahmudah Cahyawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Ketika Rakyat Menyesali Negaranya

Hampir seperempat abad lebih, saya berhubungan erat dengan masyarakat negara sakura. Dari masa menuntut ilmu hingga bekerja, menjadi waktu yang cukup untuk memahami budaya negara matahari terbit. Masyarakat Jepang terkenal degan segala kedisiplinan dan ketegasannya dalam bertindak. Semua tatanan kehidupan sudah ditetapkan. Sehingga segalanya jelas dan transparan. Namun dibalik itu, masyarakat Jepang memiliki perasaan yang sangat halus. Mereka sangat sopan dan menghormati orang lain. Sehingga tak heran, dalam satu harinya, mereka mengucapkan kata "Minta maaf" dalam percakapannya dengan orang lain bisa ratusan kali. Di dalam masyarakat Jepang, ada satu peribahasa yang menjadi dasar kehidupannya, yakni jangan pernah merugikan orang lain, jika kamu tak mau dirugikan.

Indonesia-Jepang, mempunyai hubungan social ekonomi yang sangat erat, sejak puluhan tahun lalu. Di mata Jepang, Indonesia adalah negara yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Dari sisi sejarah, Jepang pernah intervensi ke Indonesia. Dari sisi ekonomi, banyak pabrik Jepang yang beroperasi di sini dan produk-produk Jepang, terutama automotive dan electronic juga merajai pasar Indonesia.

Selama 20 tahun lebih saya bekerja dengan orang Jepang. Hubungan kerja kami sangat baik, salah satunya karena saya dapat berkomunikasi dalam bahasa mereka. Sehingga mereka merasa nyaman. Ada hal yang menarik untuk dicermati, terutama reaksi mereka ketika kami membahas intervensi Jepang ke Indonesia tahun 1942-1945. Sebagian rekan kerja saya di kantor, adalah pekerja senior yang mempunyai pengalaman puluhan tahun. Dan kebanyakan dari mereka pernah mengalami masa peperangan. Ketika saya bercerita bagaimana penderitaan masyarakat Indonesia, salah satunya kakek saya sendiri, sebagian besar merasa sangat menyesali tindkan negaranya saat itu. Bahkan ada beberapa bos saya, yang merasa sangat malu dan bersalah sehingga meminta maaf berkali-kali atas tindakan tentara-tentara Jepang masa itu. Mereka tidak menyangka, penderitaan masyarakat Indonesia di masa penjajahan, demikian parahnya.

Ketika bahasan yang sama, saya ceritakan kepada rekan kerja Jepang yang masih berusia muda, reaksi mereka sedikit berbeda dengan seniornya. Walaupun sebagian besar juga mengutuk penjajahan yang dilakukan negaranya, namun rasa bersalah mereka tidak sebesar seniornya. Bisa jadi hal ini karena, kaum muda Jepang, tidak pernah mengalami masa-masa sulit.

Terkadang negara bertindak semena-mena terhadap negara lain, dengan alasan demi keselamatan negaranya. Padahal sesungguhnya penduduk negara tersebut boleh jadi tidak setuju dengan tindakan negaranya. dan merasa bahwa negaranya hanya menyengsarakan negara lain, maka, saat itulah mereka merasa malu akan negaranya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasanna

10 Oct
Balas

Alhamdulillah, arigatou gozaimasu atas kunjungannya, bunda Risma

11 Oct



search

New Post