Mahmudah Cahyawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kotak Pensil
PnGTree

Kotak Pensil

Yusuf, boleh pinjam pulpen, gak?, Punyaku tadi terjatuh”, ujarku pada Yusuf. Yusuf, teman satu divisiku memang rajin. Ia selalu siap siaga dengan kotak pensilnya saat bekerja. “Mbak, sampeyan kan perempuan, seharusnya lebih apik dari saya“, balasnya sambil bercanda. Yusuf memang benar, aku sering menghilangkan pulpen, kadang tertinggal di meja kerja orang lain, kadang terjatuh. Sebenarnya aku selalu punya beberapa cadangan pulpen di tas kerja. Tetapi kadang malas untuk mengambilnya.

Yusuf bin Sanusi, partner kerjaku, orangnya rajin dan senang mencari hal-hal baru. Meskipun sering berargumentasi, namun nyatanya kami teman sefrekuensi. Walaupun laki-laki, Yusuf sangat telaten dalam segala hal, termasuk urusan per ATK (Alat tulis Kantor) an. Sebelum jam pulang kantor, ia akan sibuk mengumpulkan rombongan kotak pensilnya yang sering tercerai berai seantero divisi. Maklum saja, hanya Yusuf seorang yang kotak pensilnya lengkap dan secara sukarela mau meminjamkan. Pernah suatu hari, aku meminjam correction pen, ternyata ada teman lain yang tanpa seijinku membawa benda itu ke mejanya. Saat Yusuf meminta kembali correction pennya, aku melihat tidak ada di mejaku dan merasa sudah mengembalikannya. Tetapi yusuf merasa belum menerima. Ketika kujanjikan besok akan mengganti dengan yang baru, namun ia menolak. Alhasil, Yusuf sampai pulang terlambat lantaran mencari correction pennya. Kadang aku berpikir, Yusuf terlalu berlebihan, namun alasannya karena itu adalah bagian kecil dari disiplin diri, yang harus secara konsisten dilakukan. Kalau di pikir-pikir, benar juga sih ,ya.

Suatu hari, Yusuf mengajak aku dan paksu untuk main ke rumahnya. Kebetulan rumah kami terletak di daerah yang sama. Saat kami sedang asyik berbicara, tiba-tiba Amira, istri Yusuf, membuka tas kerja suaminya, yang kebetulan ada di atas meja computer yang ada di ruangan tempat kami duduk-duduk. Kulihat istrinya mengambil kotak pensil yang biasa di bawa Yusuf ke kantor. Saat membuka kotak pensil, sejenak Amira melihat isinya dan mulai mengeluarkan isinya satu per satu. Tak lama kudengar ia menanyakan sesuatu, “Papa, kok pulpennya kurang satu. Terus penggarisnya kok enggak ada?. Kebiasaan banget deh!!!!.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post