Mbak Mismi
Ibu sudah bekerja di luar rumah sejak masih gadis. Pekerjaannya, sebagai guru sekolah dasar, memberikan banyak kemudahan untuk tetap melakukan tugas internal keluarga, mengurus kami anak-anaknya. Namun demikian, tetap saja ibu memerlukan assistant dalam melaksanakan tugas-tugas kerumahtanggaanya. Untuk itu, bapak mencarikan ibu, seorang assistant, yang bertugas bukan hanya membantu ibu namun juga menemani kami, di saat bapak dan ibu bekerja.
Aku tak tahu, kapan tepatnya, mbak Mismi, tinggal di rumah kami, di Jakarta. Yang pasti ketika aku duduk di bangku Taman kanak-kanak. Salah satu tugas mbak Mismi, ya menjemputku di depan warung dekat jembatan Cawang, yang saat itu baru saja di bangun. Saat pulang sekolah, aku akan berjalan kaki dari sekolah ke warung dan menunggunya di sana. Mbak Mismi seringkali terlambat menjemputku. Sehingga tak jarang aku tertidur di gerobak tukang warung, yang memang sudah dikenal oleh bapak dan ibu. Biasanya , seminggu sekali, sehabis menjemputku, kami tidak langsung pulang ke rumah. Tapi mbak Mismi mengajakku membeli dedak, untuk makanan ayam peliharaan bapak, di pasar Jatinegara. Jumlahnya yang di beli, tak tanggung-tanggung, satu karung besar. Namun aku lupa, bagaimana cara mbak Mismi membawa karung itu dari tempat pemberhentian bis ke rumah kami.
Walaupun, banyak pekerjaan yang dibebankan kepadanya, namun seingatku, mbak Mismi selalu gembira dan ceria. Selain menjaga kakakku, aku dan adikku, mbak Mismi juga harus memasak, mencuci dan menyetrika. Namun, tubuhnya tidak pernah kurus. Mungkin karena selalu bahagia dan selalu bersenandung saat mengerjakan pekerjaannya, sehingga ia sangat menikamti pekerjaannya.
Saat itu sedang masanya lagu-lagu galau dengan penyanyi Hetty Koes Endang, Eddy Silitongga, Dian Picessa dan lainnya. Karena sering dinyannyikan lagu-lagu seperti itu, aku yang saat itu masih balita, sangat mengenal dan hapal di luar kepala. Selain ceria, mbak Mismi juga humoris dan baik hati. Tak heran banyak teman-temannya yang suka bertandang ke rumah, selepas pekerjaannya selesai.
Mbak Mismipun seorang yang sangat fanatik. Jika penyanyi kesayangannya tampil di tv, tak ada yang dapat menggerakan pandangan matanya dari tv. Demikian juga kesukaannya pada badminton. Mbak Mismi, memang tidak bermain badminton, tetapi jika di tanya soal nama-nama pemain badminton pada masa itu, pastilah ia juaranya. Bagaimana tidak, Koran langganan bapak, akan segera tercabik-cabik karena di gunting, setelah selesai di baca bapak. Ya, mbak Mismi adalah fans beratnya Rudy Hartono, Lim Swie King, Lius Pongoh, Hastomo Arbi dan Morten frost Hansen (Denmark). Ia memiliki 3 buah buku kliping yang berisikan photo-photo dan berita tentang pemain-pemain idolanya. Jika kejuaraan piala Thomas cup dan Uber Cup berlangsung, bisa dipastikan rumah kami akan bergemuruh dengan suara mbak Mismi yang cukup keras.
Mbak Mismi memang berbeda dengan pengasuh lain. Ia tidak pernah memanjakan kami. Kakakku dan aku yang sudah besar, diajari menyapu dan mencuci piring. Aku pun sering membantunya memasak. Setelah itu, kami akan makan bersama-sama. Kebersamaan dengan mbak Mismi, sangat aku nikmati. Mbak Mismi adalah bagian terpenting di keluarga kami. Bahkan bukan kami saja, yang sayang dengan mbak Mismi. Teman akrabku, Agus, pun hampir setiap malam datang ke rumah, hanya untuk bertukar cerita dengan mbak Mismi. Betapa beruntungnya kami memilikimu, mbak Mismi. Namun sayang, setelah hampir sepuluh tahun lebih tinggal bersama, mbak Mismi, harus kembali ke kampungnya di Madiun, Jawa Timur karena ibunya memerlukannya.
Moment perpisahan mbak Mismi, masih jelas terbayang di mata ini. Saat kami mengantarkan mbak Mismi ke rumahnya dan melambaikan tangannya untuk yang terakhir kali, rasa sepi bertahta di hati ini, untuk waktu yang cukup lama.
Beratnya perpisahan, sampai-sampai adikku, Cici, marah besar dan mengunting kasur yang selama ini ditiduri mbak Mismi. Terima kasih mbak Mismi, atas perhatiannya, kasih sayangnya dan keceriaannya. Meski kini tak tahu dimana engkau berada, doaku selalu untukmu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar